Indonesia Adalah Negara Beradab dan Berdasarkan Hukum
satunusantaranews, Seminyak - Pemandangan indah pantai Seminyak Bali begitu indah, sekalipun suasana negeri ini masih berkabung sebab Pandemi Covid 19 dengan segala variannya terkahir Omicron yang sedang membabi buta, itu rupanya tidak menghambat arus dan hilir mudik turis mancanegara dan domestik untuk datang berkunjung ke tempat-tempat mempesona di Bali, termasuk ke Pantai Seminyak ini, sekalipun memang sangat terasa berkurang jumlahnya.
"Kemarin sore saya bertemu dengan Turis Rusia yang tiba dengan isteri dan ketiga anaknya, padahal negerinya sedang bertempur dengan Ukrania, saya juga bertemu dengan WNA Turki yang memiliki sosok Presiden yang terkenal dengan keberaniannya dalam pentas politik internasional namun turis Turki ini kurang begitu respek dengan dunia politik di negerinya termasuk presidennya sendiri, ada juga dari Australia, Jerman, Belanda, dan sebagainya, semua datang ke Bali ingin melupakan kepenatan alam dunianya di kampung halamannya, mereka semua ingin menikmati suasana yang tentram dan damai sekalipun harus menguras koceknya dan menempuh perjalan yang jauh, hanya demi memenuhi hasratnya memperoleh ketenangan, ketentraman dan kedamaian", demikian kesan Neil Sadek, S.H. yang kebetulan sedang transit dalam perjalanan dinasnya di Denpasar, Bali.
Neil Sadek, S.H., mengatakan "secara hakiki, hampir setiap manusia berakal memiliki keinginan yang sama yaitu ingin kehidupan yang tenang, tentram dan damai, karena itu hanya manusia yang tidak berakal saja yang menafikan keinginan hakiki ini".
Kemudian dikatakan "untuk mencapai tujuan hakiki tersebut maka secara historis kemudian manusia membuat suatu kesepakatan bersama berdasarkan teori kontrak sosial, yang berisi ketentuan bersama kemudian menjadi norma kehidupan bermasyarakat dalam kehidupan sehari-hari, selanjutnya seiring dengan perkembangan jaman menjadi suatu kaidah-kaidah hukum tertulis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara baik secara nasional maupun kehidupan dan hubungan internasional bagi bangsa-bangsa yang beradab", manusia dan bangsa yang mengingkari tujuan hakiki ini dapat dikatakan sebagai manusia bar-bar yang tidak berakal dan bangsanya dapat disebut sebagai bangsa yang tidak beradab".
"Karena itu sebagai manusia modern, setiap diri kita mempunyai kewajiban hakiki sebab kewajiban hakiki itu merupakan refleksi atas hak-hak yang hakiki, yang dikenal dengan Hak-Hak Azasi Manusia (HAM), sehingga sikap pribadi yang menghargai HAM dalam suatu sikap yang secara otomatis mengimplementasikan Kewajiban Asasi Manusia (KAM) dalam hidup berbangsa dan bernegara".
"Masyarakat Bali, adalah salah satu contoh manusia beradab dan sangat menghargai HAM dan KAM, sebab ciri khusus orang-orang Bali adalah sangat wellcome terhadap siapapun yang datang ke sini, apapun latar belakang suku, agama dan ras-nya, karena itu seluruh pelancong wajib menghargai juga adat istiadat dan kebiasaan orang-orang Bali, sifat toleran dan saling tepa silara adalah ciri Manusia Indonesia, pada saat kita mampu menghargai diri kita maka dunia akan menghargai kita".
Beberapa peristiwa berkenaan dengan diskriminasi atas suku dan adat istiadat daerah tertentu bahkan termasuk terhadap agama dan keyakinan singkatnya atas SARA adalah jelas merupakan sikap yang tidak layak dipertontonkan di negeri yang tinggi budayanya di Negeri Indonesia tercinta ini, sikap dan perbuatan mencela dan mendeskreditkan dalam bentuk apapun adalah suatu perbuatan yang sangat tidak terpuji dan dibenci, ketenaran sesaat janganlah sampai merendahkan nilai-nilai kemanusiaan yang abadi, dan apalagi nilai-nilai kemanusiaan tersebut telah jelas telah diatur dalam beberapa ketentuan hukum".
Neil Sadek, S.H. kemudian mengatakan "tahun 2022 ini akan memasuki suasana peningkatan hawa politik menjelang 2024 yang akan diselenggarakan PEMILU untuk PILEG & PILPRES, harapan kita semua adalah isu-isu deskriminasi atas SARA jangan dijadikan sebagai komoditas politik, dan mari kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang menghormati danbmenghargai sesama manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, jayalah negeriku, NKRI Harga Mati".
Komentar