Kesehatan

Inilah Harus Kita Tingkatkan Di Tahun 2022, Meskipun Banyak Tantangan Kita Hadapi

satunusantaranews, Jakarta – Inilah yang harus kita tingkatkan di tahun 2022, meskipun kita tahu masih akan banyak tantangan-tantangan yang kita hadapi, baik Omicron, baik kenaikan inflasi, baik nanti tapering off, baik kehilangan kontainer di mana-mana, baik negara-negara lain yang mengalami kelangkaan energi, yang ini akan mengganggu mungkin ekspor kita. Demikian ujar Presiden Joko Widodo (3/1) pada Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022.

“Saya kira tantangan-tantangan itulah yang akan kita hadapi. Dan saya meyakini dengan semangat kerja keras kita bersama, tantangan-tantangan itu akan bisa kita lalui dengan baik”, jelas Presiden.

Seperti diketahui, Tahun 2021 merupakan tahun yang kalau kita ingat betul-betul, tahun yang sangat sulit, tahun yang tidak mudah, tahun yang tidak gampang, lanjut Presiden, karena di pertengahan Juli 2021, pada saat kasus harian kita mencapai 56 ribu. Itulah saat yang betul-betul saya ingat kengerian, yang ada adalah kengerian, karena di lorong-lorong rumah sakit, di halaman rumah sakit, semuanya penuh dengan pasien COVID-19.

Tetapi alhamdulillah, 2 Januari 2022, dari 56 ribu di pertengahan Juli, kemarin berada di angka 174 kasus per hari. Dari 56 ribu turun menjadi 174 (kasus) per hari, inilah yang harus kita syukuri dan kita jaga agar tidak terjadi kasus seperti tahun 2021 di pertengahan Juli tadi.

Kita juga patut bersyukur bahwa negara kita kalau dihitung dari jumlah total populasi berada di angka 1,6 persen, karena jatuhnya di 4,26 juta. Amerika (Serikat) itu 16,8, Brazil 10,5, Rusia 7,2, India 2,5. Peringkat kita di 147 dari 220 negara, ini patut kita syukuri.

Dan pada hari ini juga patut kita syukuri, saya sudah khawatir nanti akhir tahun target kita 280 juta dosis vaksin bisa disuntikkan ke seluruh masyarakat tercapai atau tidak. Ternyata tadi pagi saya cek sudah berada di angka 281.299.690 dosis.

Hati-hati, 280 juta dosis yang disuntikkan itu juga bukan barang yang mudah. Menyuntik 280 juta kali dalam waktu satu tahun bukan barang yang mudah, karena geografi kita yang harus vaksinasi dengan perahu, vaksinasi naik sepeda motor, jalan kaki ke atas gunung, bukan sesuatu yang mudah, tambah Presiden.

Vaksinasi anak kita juga sudah mencapai 3,8 juta dan hari ini dosis yang pertama sudah 79,6 persen, dosis kedua 54,8 persen. Dan untuk ibu kota-ibu kota provinsi kota-kota besar yang interaksi masyarakatnya tinggi juga sudah di atas 70 persen.

Dan 27 provinsi telah mencapai target dosis pertama di atas 70 persen. Ini kerja keras kita semuanya, pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, BIN, seluruh perusahaan-perusahaan swasta besar maupun menengah, kecil semuanya bergerak, ormas bergerak. Modal kita ada di situ. Kebersamaan, gotong-royong, inilah modal kita.

Kalau kita lihat juga yang berkaitan dengan ekonomi, saya kira pemulihan ekonomi kita ini cukup kuat, lanjut Presiden. Neraca dagang kita surplus 34,4 miliar dolar AS, dalam 19 bulan surplus terus, belum pernah kita mengalami seperti ini. Ekspor kita juga naik y-on-y 49,7 persen. Impor juga naik, bahan baku, bahan penolong 52,6 persen.

Dan ekspor kita kenapa naiknya setinggi itu? Salah satunya karena kita hentikan ekspor raw material, ekspor bahan mentah dari minerba kita, yaitu nikel. Yang saya lihat biasanya hanya satu sampai dua miliar, kemarin akhir tahun sudah hampir mencapai 21 miliar, 20,8 miliar Dolar AS.

“Saya kira keberanian kita menyetop itu hasilnya kelihatan. Oleh sebab itu, kita akan lanjutkan dengan setop bauksit, setop tembaga, setop timah, dan yang lain-lainnya. Hilirisasi menjadi kunci dari kenaikan ekspor kita,” jelas Presiden Jokowi.

Dan kalau kita lihat ranking competitiveness kita juga naik tiga peringkat. Dalam posisi yang sangat berat seperti 2021, kita bisa naik tiga peringkat, ini juga patut kita syukuri. Di bisnis 37 ranking kita, di digital bisnis 53, ini naik tiga peringkat semuanya.

Kemudian kalau kita lihat juga indikator konsumsi, indikator produksi juga menguat. Keyakinan konsumen kalau dibandingkan dengan Maret yang 113,8 (persen), November kemarin sudah 118,5 (persen). Kemudian spending index juga sudah naik ke 120,5 (persen). Kemudian purchasing managers’ index (PMI) manufaktur kita juga sudah naik, sudah di atas sebelum kita pandemi 51 (persen), sekarang sudah masuk ke angka 53,9 (persen). Optimisme melihat angka-angka seperti ini harus kita tunjukkan.

Kemudian konsumsi listrik sudah tumbuh juga 14,5 (persen) dan 5,7 (persen). Untuk industri 14,5 (persen), untuk bisnis 5,7 (persen). Angka-angka seperti ini harus kita lihat. Harian saya dapat angka-angka seperti ini.

Kita juga patut bersyukur tadi sudah disampaikan oleh Bapak Ketua OJK bahwa di bursa sekarang ini ada kenaikan IHSG di 2021 dengan return 10,1 persen. Ini sebuah angka yang lumayan tinggi. Dan kalau dibandingkan dengan Filipina, dengan Malaysia, dengan Singapura, kita juga masih yang paling atas. Singapura di 9,8 (persen), Malaysia minus 3,7 (persen), Filipina minus 0,2 persen, kita di 10,1 persen. Ini juga patut kita syukuri.

Dan jumlah orang yang masuk ke bursa, investor pasar modal ini juga naik sangat tinggi sekali. Di 2017, tadi disampaikan oleh Pak Ketua OJK 1,1 juta. Hari ini mencapai 7,4 juta investor, utamanya investor-investor retail ini yang banyak dari anak-anak muda, milenial, Gen Z, semuanya masuk. Kita harapkan ini akan terus membesar dan akan memberikan dorongan kepada pertumbuhan ekonomi negara kita.

“Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Kita terus bersemangat untuk bekerja keras menghadapi tantangan-tantangan di tahun 2022 ini dan kita harapkan kita bisa melaluinya dengan baik,” pungkas Presiden.

 

Leave a Comment
Share
Published by
Kahfi SNN