Jaga dan Lestarikan Budaya Betawi Sebagai Kearifan Lokal

Jakarta, satunusantaranews.co.id – Betawi adalah bagian dari suku bangsa Indonesia yang mempunyai beragam tradisi yang unik. Suku Betawi mayoritas bertempat tinggal di DKI Jakarta. Sebagian ada yang tinggal dipinggiran kota sepertai di Depok, Bekasi, Tanggerang, dan Bojong, Jawa Barat.

Tradisi masyarakat Betawi yang masih lestari seminggu menjelang bulan Ramadhan yakni antar membawa makanan, bingkisan kepada sanak saudara yang lebih tua dalam keluarga masyarakat betawi yang biasa disebut munggah.

Ada juga jelang puasa membersihkan makam para leluhur keluarga Betawi, seperti membersihkan mengoret makam Baba, Enyak, Engkong, Nyatua, Encing, Encang dan sanak saudara lainya.

Dalam tradisi munggah masih ditemukan di masyarakat Betawi, tujuan adalah sebagai ajang silaturahmi menghormati yang lebih tua.

Dalam menyambut lebaran Idul Fitri momen yang ditunggu–tunggu ada cara sendiri setiap daerah sesuai kearifan lokal masing-masing.

Masyarakat Betawi seiring kemajuan zaman tradisi Betawi mulai terkikis bahkan diambang kepunahan, tradisi Betawi menyambut lebaran Idul Fitri salah satunya, tradisi memotong kerbau menjelang lebaran. Masyarakat Betawi tempo dulu secara urunan satu kampung atau yang disebut andilan dengan mengumpulkan uang untuk membeli kerbau.

Kerbau tersebut akan dipelihara hingga gemuk/subur, dua hari menjelang lebaran kerbau disembelih dan dagingnya diberikan pada mereka terutama yang ikut patungan uang membeli kerbau. Mereka bahu–membahu ada yang memotong kerbau, membersihkan daging, dan jeroan. Daging hasil andilan selain dikonsumsi sendiri diantar ke orang tua juga kekerabat keluarga.

Bukan hanya itu, tradisi lain pun sudah jarang ditemui bahkan diambang kepunahan misalnya adalah dodol Betawi, biasanya dalam masyarakat Betawi jelang lebaran itu membuat dodol dikerjakan secara bersama–sama sebagai simbol silatuhrahmi.

Sama halnya uli makanan khas Betawi juga jarang terlihat orang menumbuk uli, dan mengaduk dodol, sebagai tradisi menyambut Lebaran, terkikisnya tradisi Betawi kemungkinan masyarakat kurang menghargai tradisi Betawi inginnya praktis, masyarakat Betawi seyogyanya menghargai tradisinya sendiri, jadikan tradisi Betawi sebagai kearifan lokal. (dm).



Penulis:

Baca Juga