Jaga Momentum Pemulihan Perdagangan Kemendag Terus Melakukan Terobosan
satunusantaranews, Bandung - Indonesia berhasil melakukan pemulihan ekonomi dan perdagangan nasional. Lewat sejumlah terobosan dilakukan Kemendag untuk menjaga momentum pertumbuhan tersebut. Demikian ditegaskan Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan, Kasan dalam pidato kunci di pembukaan Diseminasi Hasil Kajian BPPP Research Talk 2-2021 bertemakan “Menjaga Momentum Pemulihan Perdagangan Indonesia”, yang diselenggarakan secara hibrida di Bandung, Jawa Barat (18/11).
Dihadiri pula Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Mohamad Arifin Soedjayana dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Meddy Rachmadi.
“Kementerian Perdagangan terus melakukan terobosan untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan perdagangan dalam dan luar negeri ke depan. Ini kita lakukan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi dan perdagangan Indonesia,” ujar Kasan.
Beberapa terobosan yang dilakukan Kemendag antara lain keikutsertaan Indonesia pada World Expo Dubai 2020 pada 1 Oktober 2021— 31 Maret 2022 untuk penguatan citra, termasuk di dalamnya program Indonesia Spice Up the World. Sedangkan tahun 2022 gelaran Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) yang bertujuan menjadikan Indonesia kiblat bagi mode muslim dunia. Sementara itu, Presidensi Indonesia dalam G20 pada 2022 juga menjadi agenda penting bagi pemulihan ekonomi dan perdagangan Indonesia.
Kasan mengatakan, pemerintah berhasil melakukan pemulihan ekonomi dan perdagangan. Pemulihan perdagangan Indonesia dapat dilihat dari tiga indicator. Pertama; berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia kembali tumbuh positif pada Q3 2021 sebesar 3,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kedua; Pertumbuhan sektor perdagangan di dalam negeri juga terjadi seiring menguatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Triwulan III 2021. Pada September 2021, IKK mencapai 95,5 atau naik dari Agustus 2021 sebesar 77,3. Sementara itu, pada Oktober 2021, IKK kembali menguat dan mencapai 113,4 atau berada pada area optimis. Kenaikan IKK dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat setelah adanya relaksasi kebijakan PPKM Darurat ke PPKM level 1-3.
Ketiga; Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari—Oktober 2021 yang mencapai USD 30,81 miliar. Surplus ini didukung kinerja ekspor Indonesia sebesar USD 186,32 miliar atau tumbuh 41,8 persen YoY pada Januari—Oktober 2021.
Ekspor non migas juga tumbuh signifikan sebesar 41,26 persen YoY pada periode yang sama. Sementara itu, dari sisi impor, juga tercatat pertumbuhan sebesar 35,86 persen YoY. Nilai tersebut didominasi bahan baku dan barang modal sebesar 89,91 persen yang tentu akan, mendorong pemulihan kesehatan dan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Secara bulanan, ekspor Indonesia pada Oktober 2021 kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah yaitu mencapai USD 22,03 miliar. Selain itu, dari sisi negara tujuan dan produk ekspor nonmigas, hampir seluruh negara tujuan utama dan seluruh produk utama juga tumbuh positif selama periode Januari--Oktober 2021. Bahkan, secara khusus untuk neraca perdagangan dengan RRT, Indonesia mencetak rekor surplus perdagangan bulanan pada Oktober sebesar USD 1,60 Miliar, dengan surplus Non Migas sebesar USD 1,32 Miliar. Ini adalah surplus terbesar dalam 10 tahun terakhir,” ungkap Kasan.
Peluang dan tantangan perdagangan dalam dan luar negeri ke depan akan semakin kompleks. Beberapa hal yang mempengaruhi pemulihan perdagangan pada 2021-2022, diantaranya isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG); ekonomi digital; gangguan rantai pasok; perubahan iklim; kenaikan harga pangan; dan tren supercycle commodity.
Menurut Kasan, Kementerian Perdagangan mengantisipasi dan merespon peluang dan tantangan pemulihan ekonomi dengan analisis dan rekomendasi kebijakan yang disusun BPPP. Tiga hasil analisis terpilih pada 2021 tersebut, yaitu analisis pelaksanaan pengawasan barang beredar dan jasa di daerah paska implementasi UU Pemerintahan Daerah, analisis proyeksi target ekspor produk rempah-rempah sebagai dukungan untuk program “Indonesia Spice Up the World”, serta analisis kebijakan jaringan produksi global (global value chain/GVC) sektor strategis Indonesia di kawasan G20.
“Tiga judul analisis BPPP yang didiseminasikan pada kesempatan ini disusun untuk mendukung kebijakan Kementerian Perdagangan dalam melakukan terobosan untuk menjaga momentum pemulihan perdagangan Indonesia di tahun 2021 dan 2022,” jelas Kasan.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Meddy Rachmadi menambahkan, beberapa rekomendasi kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, yaitu peningkatan kinerja logistic Indonesia melalui peningkatan pembentukan modal tetap bruto sektor logistik, investasi struktur pelabuhan, perbaikan layanan logistik, serta perbaikan efisienasi proses kepabeanan.
Untuk mendorong peningkatan daya saing produk pangan, pemerintah juga dapat melakukan penciptaan nilai tambah agri product dan pengurangan ekspor produk primer (agri raw material).
“Pemerintah juga dapat mendorong masuknya investasi asing dengan tetap menjaga stabilitas nilai tukar, indeks harga ekspor, dan pertumbuhan ekonomi. Sebab, investasi dapat meningkatkan produktivitas melalui transfer teknologi, perluasan akses pasar, dan peningkatan kinerja ekspor,” imbuh Meddy.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Mohamad Arifin Soedjayana menambahkan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat pada Triwulan II 2021 tumbuh hingga 6,13 persen YoY. Hal ini menandakan ekonomi Provinsi Jawa Barat lebih baik dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Mendukung hal tersebut, Provinsi Jawa Barat saat ini sedang melaksanakan dua pembangunan, yaitu pembangunan distribusi provinsi dan pasar kreatif. Pembangunan tersebut bertujuan menjaga dan mengendalikan ketersediaan serta stabilitas harga barang kebutuhan pokok(bapok), memotong mata rantai dan menjamin kelancaran distribusi bapok, meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana perdagangan, serta meningkatkan perlindungan konsumen.
Research Talk 2021 merupakan program khusus diseminasi hasil kajian bidang perdagangan yang diselenggarakan BPPP Kementerian Perdagangan. Kegiatan dihadiri sekitar 100 peserta dari berbagai kalangan dengan menghadirkan narasumber analis kebijakan dan analis perdagangan BPPP.
Komentar