Kesehatan

Jangan Salah Narsis Dan Narsistik Itu Berbeda!

satunusantaranews, Jakarta – Istilah narsis sebenarnya tidak ditujukan kepada orang yang gemar melakukan selfie lalu mengunggahnya ke media sosial. Ada perbedaan mencolok antara perilaku narsis yang normal dengan gangguan kepribadian narsisistik. Meski memiliki ciri yang mirip, keduanya tidak sama.

Dalam ilmu psikologi, narsis adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa terlalu kagum dengan dirinya sendiri. Narsis tidak selamanya dipandang buruk, ada beberapa perilaku narsis yang justru berdampak baik bagi pelakunya.

Namun, jika perilaku narsis ini sudah menjadi kebiasaan dan berlebihan, bisa jadi merupakan tanda gangguan kepribadian narsisistik. Di lansir dari berbagai sumber, Seseorang dikatakan mengalami gangguan kepribadian narsisistik memiliki ciri-ciri seperti selalu Mengutamakan kepentingan dirinya di atas segala-galanya dan sulit menerima kritikan dari orang lain.

Selain itu, seorang yang mengalami gangguan ini Selalu mengharapkan perlakuan istimewa dan berperilak sombong, enggan memikirkan perasaan orang lain, Memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan menganggap bahwa banyak orang yang iri padanya, Suka mengambil keuntungan dari orang lain demi mencapai impiannya.

 

 

Narcissistic personality disorder dimiliki oleh 1% penduduk dunia.
Walaupun ciri narsisme dimiliki oleh sebagian orang, tingkat narsisme yang sangat tinggi dapat memupuk kepribadian patologis dalam bentuk narcissistic personality disorder (NPD).

Orang yang memiliki personality disorder ini biasanya menunjukkan perilaku arogan, minimnya empati terhadap orang lain, dan kebutuhan terhadap puja-puji, yang semuanya terlihat dengan konsisten di lingkungan kerja dan hubungan sosial.

Orang-orang dengan kondisi ini sering dideskripsikan sebagai orang yang sombong, egois, manipulatif, dan doyan menuntut sesuatu. Narcissistic personality disorder memungkinkan pengidapnya untuk memfokuskan diri pada hasil yang di luar akal sehat (misalnya, ketenaran) dan merasa sangat yakin bahwa mereka berhak mendapatkan perlakuan khusus dari orang di sekitarnya.

Penanganan sifat narsis berlebihan melalui konseling atau lebih tepatnya psikoterapi bisa membantu penderita gangguan kepribadian narsistik untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Melalui terapi ini, dia akan dituntun untuk lebih memahami perasaan dan keterbatasan dirinya dan orang lain.

Melalui psikoterapi, penderita gangguan kepribadian narsisistik diharapkan bisa menjalani hubungan sosial dan kualitas hidup yang lebih baik. Tak hanya itu, melalui metode ini, dia juga akan dituntun untuk mengenali kekuatan dan potensi diri sehingga dapat menerima kritikan maupun kegagalan.

Untuk mencapai perubahan yang maksimal, tentu dibutuhkan kesabaran dan waktu yang tidak singkat yaaa SNNerss …

Leave a Comment
Share
Published by
Kahfi SNN