Kampung Kebagusan Legenda Perempuan Cantik dari Banten
Satunusantaranews–Jakarta. Suatu kampung mempunyai asal-usul legenda yang menarik untuk dipelajari sebagi kearifan lokal bagi penghuninya. Nama kampung diambil dari nama tokoh yang melagenda, nama tumbuh-tumbuhan, nama buah-buahan, dan nama peninggalan bersejarah.
Seperti kampung Kebagusan, sebuah nama kampung kecil yang berdasarkan administrasi Pemprov. DKI Jakarta, termasuk bagain dari wilayah Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Dahulu kampung Kebagusan wilayah kecil yang rindang dipenuhi pepohonan hijau, banyak tanaman buah-buahan diantaranya, rambutan, jambu, pisang, pepaya dan jalannya masih sempit berkelokp-kelok.
Mata pencaharian penduduk kampung Kebagusan bercocok tanam, berternak, sebab dahulu pakan ternak mudah didapat, banyak lapangan hijau dipenuhi rerumputan, sawah- sawah ladang dengan suasana yang asri.
Kebagusan termasuk bagian dari Kecamatan Pasar Minggi terkenal penghasil tanaman buah, berbatasan dengan Kecamatan Jagakarsa yang merupakan daerah resapan air.
Kebagusan perkembangan wilayah sangat pesat, ditandai sekitar tahun 1990 an, adanya pembangunan jalan tol lingkar luar yang membelah dua Jalan Letjend. TB. Simatupang hingga tembus ke Pondok Indah selalu ramai kendaraan yang melintas.
Berdasarkan informasi, semenjak dibangunnya jalan tol, wilayah yang dahulu Jatipadang menjadi dua, bisa dikatakan Kelurahan Kebagusan pecahan dari Keluarahan Jatipadang.
Dimasa lalu profesi sebagian besar menghidupi hidupnya dengan bertani dan berternak, barang kali penyebab perkembangan zaman mata pencaharian bercocok tanam dan ternak tergerus yang diakibatkan banyaknya pembangunan perkantoran disepanjang Jalan Let.Jend. TB. Simatupang, lahan untuk bercocok tanam dan warga yang biasa mencari makan ternak tertutup dengan aspal
Akibatnya sulit mengandalkan hidup dengan bercocok tanam dan berternak, sebagain besar masyarakat Kebagusan banting setir menhidupi keluarga dengan menjadi Pegawai Negeri, karyawan, ,membuat kontrakan, dan wiraswasta.
Seyogyannya pembangunan perkantoran jangan masyarakat menjadi asing/tersingkir diwilayahnya, apalagi diiming-iming dengan menjual tanahnya dengan dalih membangun perkantoran, semestinya masyarakat diperdayakan dengan mempekerjakan masyarakat yang tanahnya tergusur.
Kembali ke asal-asul Kebagusan, menurut riwayat Kebagusan berasal dari nama seorang perempuan keturuanan Banten, yakni Nyai Ratih Nursiyah binti Habib Husin bin Abu Bakar atau Nyai Bagus Lantak Lanang.
Berdasarkan bahasanya dapat diuraikan, Ratu Bagus Lantak Lanang dapat diartikan “Nyai Ratu Ratu Tampan/Gateng Pemikat Pria” masyarakat sekitar mengenalnya “Ibu Bagus”.
Menurut data yang diperoleh, terjadi kerancuan sebab nama julukananya justru tidak dikenal lagi dalam struktur kebangsawanan Banten.
Nama sesuai yang dicerita Ibu Bagus sosok perempuan berparas cantik, saking cantiknya menjadi rebutan para pria. Konon banyak lelaki yang memperebutkannya ingin mempersuntingnya.
Ibu Bagus ingin menyelamatkan para lelaki yang memperebutkannya agar tidak saling bunuh dan bertikai, Dia akhirnya memutuskan untuk bunuh diri demi menciptakan perdamaian.
Ada versi lain kematian Bu Bagus ada menyebut meningal dibunuh pujaan hatinya. Motif pembunuhan dilakukan kekasihnya agat Bu Bagus tidak jatuh ke pria lain.
Saat ini makam Ibu Bagus terletak dikawasan Jalan Kebagusan II RT. 001/07 Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, persis dipinggir jalan, penulis sering melintas dimakam Ibu Bagus terlihat sepi jarang dikunjungi penjiarah.
Autentikasi: Dedi Mulyadi
Foto: Dedi Mulyadi
Komentar