Pariwisata

Kasepuhan Ciptagelar Kampung Gede di Kaki Gunung Halimun Salak

satunusantaranews, Jawa Barat – Kasepuhan Ciptagelar adalah masyarakat hukum adat yang berada di kawasan pedalaman Gunung Halimun-Salak. Istilah kasepuhan berasal dari bahasa Sunda, yang secara umum artinya adalah mereka yang dituakan.

Baca juga: Tentang Kasepuhan Ciptagelar

Secara spesifik wilayah perkampungan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar tersebar di tiga kabupaten yang berada di sekitar wilayah perbatasan Provinsi Banten dan Jawa Barat.

Baca juga: Pemerintah Mediasi Perselisihan Masyarakat Desa Kinipan dan Perusahaan Swasta

Masyarakat hukum adat ini tinggal di sebuah desa yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Halimun dan Gunung Salak yang bernama Kampung Gede Kasepuhan Cipta Gelar dan dikelilingi oleh gunung lainnya seperti Gunung Surandil, Gunung Karancang, dan Gunung Kendeng.

 

Masyarakat di Kasepuhan Ciptagelar percaya manusia bertugas untuk menjaga dan memelihara keseimbangan alam, karena keteraturan dan keseimbangan alam semesta merupakan sesuatu yang mutlak. Adanya malapetaka atau bencana adalah akibat keseimbangan dan keteraturan alam yang terganggu.

Berdasarkan catatan yang ada, Kasepuhan Adat Ciptagelar mulai berdiri pada 1368 dan telah beberapa kali mengalami perubahan kepemimpinan yang dilakukan secara turun temurun.

 

Sampai saat ini Kasepuhan Ciptagelar juga telah mengalami beberapa kali perpindahan desa pusat pemerintahan yang disebut sebagai Kampung Gede, karena masih menjalankan tradisi berpindah yang berdasar pada wangsit yang diterima dari para leluhur (karuhun).

Secara administratif Kasepuhan Ciptagelar berada di wilayah dusun Sukamulya, Desa Sirnaresmi, kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

 

Berdasarkan data tahun 2008, Kasepuhan Ciptagelar dihuni oleh sekitar 293 orang yang terdiri dari 84 kepala keluarga dengan 151 orang laki-laki dan 142 orang perempuan. Desa ini merupakan bagian dari Kesatuan Adat Banten Kidul yang tersebar di lebih dari 500 desa.

Keberadaan desa adat Kasepuhan Ciptagelar sudah dikenal luas oleh sebagian besar masyarakat Jawa Barat, khususnya kalangan masyarakat di wilayah Jawa Barat bagian Selatan.

 

Warga Kasepuhan ini dikenal sebagai masyarakat yang memegang teguh adat dan tradisi yang bersandar pada budaya pertanian, khususnya padi.

Beberapa rangkaian kegiatan pertanian yang mengakar diantaranya adalah ngaseuk, mipit, nganyaran, serentaun, dsb.

 

Kegiatan kesenian dan kebudayaan yang mengakar, termasuk diantaranya Angklung Buhun, Wayang Golek, dan Jipeng merupakan bagian dari keseluruhan adat istiadat, budaya, serta tradisi yang terus berkembang sampai saat ini.

 

#hadiruntukindonesia

Leave a Comment
Published by
disa snn