Opini

Ketua KOGAS RI Sayangkan Pernyataan yang Jauh Dari Upaya Membangun Empati Penderitaan Masyarakat dan Keutuhan NKRI

satunusantaranews, Jakarta – Ketua KOGAS RI Elwa sangat menyayangkan terjadinya pernyataan – pernyataan yang sangat jauh dari upaya membangun empati penderitaan masyarakat dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terlebih masyarakat dan Negara tengah menghadapi gempuran virus Covid-19 yang belum usai sampai saat ini dan telah memporak-porandakan sendi kehidupan rakyat hingga memasuki tahun kedua tersebut. Belum lagi menghadapi sejumlah bencana alam yang melanda negeri ini.

Masyarakat butuh sandang, pangan, selimut, obat-obatan, perlengkapan MCK, mandi dan sebagainya. Masyarakat kami yakin nggak butuh pernyataan tersebut, masyarakat butuh kita saling bahu membahu meringankan beban ini. Masyarakat nggak butuh untuk saling membenarkan atau menyalahkan pendapatnya masing-masing, jelas Ketua KOGAS RI.

Seyogianya, pernyataan tersebut, lanjut Ketua KOGAS RI dapat menyejukkan dan menenangkan rakyat yang sedang menghadapi sejumlah bencana alam ini. Rakyat kita justeru membutuhkan bantuan dari semua pihak agar dapat menghadapi kehidupannya nanti. Bukan dengan menebar pernyataan yang saling menjatuhkan tersebut.

Oleh karenanya, Ketua KOGAS RI percaya kalau semua itu bisa dibicarakan dengan baik tak perlu menebar pernyataan semacam itu. Hari ini masyarakat membutuhkan bantuan kita semua agar beban akibat bencana alam ini dapat dilewati.

Dan sekaligus membantu menyadarkan kita bahwa pertolongan, bantuan dan kepedulian kita merupakan nadi kehidupan berbangsa dan bernegara sesungguhnya secara baik dan benar.

Perlu diketahui, HBS dalam videonya di kanal YouTube Santri Pariwisata (10/12) menyebut KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurrachman bodoh dan tak paham soal agama meskipun mantan Pangkostrad itu menyandang nama Islam.

“Jangan sok-sokan kau ngomong, kau punya nama kan nama Arab. Abdurachman kan nama Arab. Bodoh goblok, merasa pintar. Kalau nggak ngerti urusan agama lebih baik diam,” ujar Habib Bahar.

Hal tersebut terkait pernyataan Jenderal TNI Dudung yang menceritakan pengalaman spiritualnya yang berdoa dengan bahasa Indonesia ketika menjadi bintang tamu dalam Podcast Deddy Corbuzier.

“Kalau saya berdoa setelah salat, doa saya simpel aja, saya kalau doa pakai bahasa Indonesia saja, karena Tuhan kita bukan orang Arab,” kata Dudung. Tak hanya itu, Jenderal Dudung juga menegaskan bahwa setiap berdoa cukup memakai bahasa Indonesia saja.

“Saya pakai bahasa Indonesia, ya Tuhan ya Allah SWT saya ingin membantu orang saya ingin menolong orang itu saja doanya, itu saja,” ujarnya.

HBS menilai, pernyataan Jenderal Dudung yang menyebut Tuhan bukan orang Arab tersebut sangat rawan mengikis akidah. Pasalnya, kata Bahar Smith, pernyataan itu sama-sama mensifati Allah dengan manusia yang jelas bertentangan dengan prinsip dalam Islam.

Leave a Comment
Published by
Kahfi SNN