satunusantaranews, Jakarta – Setiawan Sabana menghadirkan pameran tunggal KITAB: Jagat Kertas dalam Renungan, dibawah naungan Galeri Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerja sama dengan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung dan Garasi Seni 10 (5/10).
Pameran yang menjadi penanda lima puluh tahun kiprahnya dalam berkesenian, Setiawan Sabana sebagai seorang seniman grafis sekaligus bagian dari momentum perayaan purna baktinya sebagai akademisi di ITB.
Pameran yang sempat mengalami penundaan karena pandemi itu, akhirnya pameran ini beralih media dari luring menjadi daring. Disamping pameran ini dihadiri lebih dari 100 orang.
Kitab dapat dimaknai sebagai bagian tumpukan beberapa lembar kertas/suhuf. Menurut Setiawan Sabana sendiri Kitab juga bisa diartikan sebagai sumber ilmu dan panduan, yang berisikan identitas baik personal hingga universal.
Sehingga pameran KITAB bisa disebut sebagai catatan personal seorang Setiawan Sabana serta bagaimana ia menyikapi perubahan konteks dan situasi di sekelilingnya, terutama ditengah pandemi seperti ini.
“Menjadi seniman itu gampang, yang sulit itu menjadi manusia. Berkarya itu ibarat menghela nafas berhenti ketika denyut nadi berhenti,” ungkap Setiawan Sabana.
Pameran Kitab Setiawan Sabana dihadiri oleh seniman seni rupa, Abdul Djalil Pirous, yang mengungkapkan kekagumannya akan sosok Setiawan Sabana ini.
“Bagi saya Setiawan Sabana ini bukan hanya mahasiswa saya, tapi juga seseorang yang menumbuhkan berbagai cita-cita dalam perkembangan seni rupa di Indonesia,” urainya seraya menutup.
Leave a Comment