Nasional

KKP Inovasi Produksi Bawal Hybrid Unggulan

satunusantaranews, Jakarta – Keberhasilan memproduksi benih ikan Bawal Bintang secara massal sejak tahun 2009, kini Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam kembali melakukan inovasi terbaru dengan memproduksi massal ikan Bawal Hybrid.

 

Bawal Hybrid merupakan hasil persilangan antara induk betina Bawal Bintang Sirip Panjang (Trachinotus blochi, Lacepode, Silver Pompano atau yang selanjutnya disebut sebagai Bawal Bintang) dengan Bawal Emas.

 

Menurut Slamet Soebjakto, Dirjen Perikanan Budidaya, hibridisasi jenis ikan bawal yang dimiliki oleh BPBL Batam tersebut dilakukan dengan mengambil sifat-sifat unggul yang terdapat pada kedua jenis ikan tersebut.

 

“Ikan Bawal Bintang itu sudah terbukti mampu beradaptasi dari habitat alami sub tropis ke lingkungan perairan Indonesia, lalu mudah dipijahkan serta bisa dikembangkan pada kisaran salinitas yang cukup lebar, antara salinitas 19 ppt sampai dengan 34 ppt). Kalau untuk Bawal Emas, muncul warna keemasan pada permukaan tubuh ikan, memiliki daging yang lebih tebal dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan Bawal Bintang, namun pemijahannya relatif sulit,” jelas Slamet saat mendampingi Menteri Trenggono mengunjungi BPBL Batam (9/3).

 

Pengujian performa produksi Bawal Hybrid dilakukan dengan uji multilokasi di 5 daerah, yaitu di Jawa Tengah oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, di Kalimantan oleh Balai Perikanan Air Laut dan Payau Kotabaru, Kalimantan Selatan, di Kepulauan Riau oleh Balai Perikanan Budidaya Laut Batam dan pembudidaya di sekitar BPBL Batam serta di Riau oleh pembudidaya-pembudidaya di Kabupaten Kepulauan Kepulauan Meranti.

 

Sementara itu, Toha, Kepala BPBL Batam menyampaikan bahwa produksi bawal hybrid dengan pemijahan alami mampu menghasilkan sekitar 100.000 hingga 150.000 butir telur fertil dan 40.000 ekor benih yang siap disebaluaskan ke masyarakat. Sedangkan, pemijahan dengan metode  rangsang hormon, produksi dapat ditingkatkan sampai dengan dua kali lipatnya.

Toha menjelaskan, sejak bulan September 2020 sampai dengan saat ini telah diproduksi benih Bawal Hybrid sebanyak lima siklus. Menteri Trenggono mengapresiasi program pemuliaan induk dan mendorong breeding program yang dilaksanakan oleh Balai Perikanan Budidaya Laut Batam.

 

“Saya sangat mengapresiasi program pemuliaan induk Bawal Hybrid ini, dan mendorong program breeding yang dilakukan BPBL Batam. Saya juga berharap komoditas yang dikembangkan Balai dapat dimaksimalkan dalam skala industri dengan melibatkan masyarakat  pembudidaya, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan lapangan kerja baru,” terang Menteri Trenggono.

 

Hybridisasi ini dilakukan sebagai usaha BPBL Batam untuk  mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya genetik yang telah dimilikinya untuk mendukung percepatan pembangunan perikanan budidaya laut.

 

Strategi breeding program dan pemuliaan induk akan terus dilaksanakan oleh Ditjen Perikanan Budidaya KKP berfokus pada dua kegiatan pokok, yaitu  untuk mempertahankan galur murni masing-masing spesies serta  untuk mendapatkan strain/ varietas bawal hybrid yang memunculkan fenotip-fenotip unggul dari kedua komoditas yang ada.

Leave a Comment
Share
Published by
Dini SNN