satunusantaranews, Jambi – Persoalan Hutan di negeri ini sebenarnya sudah bagaikan benang kusut yang sulit terhindarkan, akibat adanya berbagai tekanan untuk kepentingan, sehingga hutan di Indonesia mengalami peningkatan degradasi yang sangat memprihatinkan bagi kita semua.
Kawasan hutan yang dulunya berfungsi sebagai kawasan penyangga hanya tinggal nama belaka. Jutaan hektar Hutan yang dulunya hijau dan rimbun telah disulap dan berubah fungsi menjadi kawasan Perkebunan Sawit untuk kepentingan Pemilik Modal (Kapitalis). Persoalan ini akan menjadi masalah besar untuk kedepannya.
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global sudah menjadi ancaman serius bagi kita semua, terutama kekhawatiran yang selama ini di takutkan sudah terjadi di depan mata kita sendiri. Bahkan sejumlah kota-kota besar di dunia di prediksi akan tenggelam.
Permukaan air laut terus terjadi akibat mencairnya bongkahan es di kutub Antartika merupakan ancaman bagi penduduk yang ada di planet bumi ini. Sejumlah aktivis lingkungan hidup terus menyarakan berbagai isu-isu lingkungan hidup sebut saja, Greta Thunberg perempuan muda belia yang terus melakukan perlawanan penyelamatan lingkungan hidup, Greenpeace International, National Geographic dan aktivis lingkungan hidup lainnya yang ada di planet bumi ini terus berjuang menjadi pahlawan lingkungan hidup dalam menyelamatkan planet bumi ini.
Sebagai salah satu penggiat dan pemerhati lingkungan yang ada di wilayah Pulau Sumatera tepatnya di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, mengajak kita semua untuk berpikir, bahwa keberadaan Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS) kedepannya akan menjadi ancaman serius dari para Taipan dan Pengusaha Perkebunan Sawit yang mulai dari luar kawasan dan tidak tertutup kemungkinan kedepannya akan bergeser dan merambah kedalam Kawasan Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS) persoalan inilah yang sebenarnya perlu menjadi perhatian kita semua.
Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS) dengan luas 162.700 hektar, dimana 139.000 hektar berada di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sementara sebagian luasnya berada di Kabupaten Muaro Jambi dan sisanya masuk kedalam wilayah Sembilang Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS) merupakan salah satu Kawasan Konservasi Hutan Rawa Gambut terluas di kawasan Asia Tenggara dan di juluki sebagai “The Little Amazon of Indonesia”, sungguh merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan sebagai salah satu Hutan yang menjadi benteng pertahanan bagi paru-paru dunia.
The Little Amazon of Indonesia Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS) akan dihadapkan pada ancaman dari para Taipan Pemilik Modal (Kapitalis) melalui Pengembangan Perkebunan Sawit yang ada diluar kawasan dengan memanfaatkan APL (Areal Penguasaan Lain). Dan di khawatirkan kedepannya akan merambah dan mengancam kelangsungan Taman Nasional Berbak Sembilang kedepannya.
Berdasarkan data dan informasi yang berhasil di kumpulkan di lapangan, bahwa munculnya Harimau yang berkeliaran di wilayah pemukiman masyarakat sudah terjadi sebanyak lima kali, yaitu 1997 di Desa Air Hitam Laut.
Dimana pada waktu itu sedang maraknya aktivitas pembalakan liar dan pembukaan lahan perkebunan di wilayah Kecamatan Sadu, kemudian muncul lagi di tahun 2007 dengan kasus yang sama illegal logging dan pembukaan lahan.
Tahun 2018 pihak Penegakan Hukum (GAKUM) Kementerian LHK bersama BKSDA Jambi berhasil melakukan penangkapan pelaku yang membunuh Harimau di wilayah Desa Rantau Rasau. Selanjutnya di Tahun 2020 masyarakat Desa Air Hitam Laut kembali resah akibat adanya Harimau berkeliaran di sekitar kebun masyarakat.
Awal Agustus 2021, Satwa Liar yang di lindungi ini kembali muncul di sejumlah titik di sejumlah Desa, meliputi Desa Air Hitam Laut, Desa Cemara, Desa Sungai Sayang dan bahkan muncul pula di wilayah Desa Simpang Datuk Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi.
Berkenaan dengan hal tersebut, saya sangat berharap kepada Komisi IV DPR RI, Kantor BPKH Wilayah XIII, Pangkal Pinang – Bangka, Ditjen Gakum Klhk , Ditjen Planologi Kehutanan untuk turun langsung kelapangan mendampingi Komisi IV DPR RI meninjau kondisi Kawasan Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS) dan lokasi di luar kawasan.
Sehingga dapat ditemukan dan disimpulkan tentang langkah-langkah yang harus di ambil untuk mengantisipasi persoalan Taman Nasional Berbak Sembilang kedepannya.
Semoga melalui narasi ini dapat membuka mata kita semua, bahwa kondisi yang ada saat ini merupakan ancaman serius bagi kita semua, terutama dalam menyelamatkan kelangsungan Harimau Sumatera yang merupakan Satwa yang perlu di lindungi. Kepada pihak-pihak yang merasa terusik dan tidak puas dengan narasi ini, tentunya saya menyampaikan permohonan maaf.
Oleh Arie Suryanto, Ketua Forum Masyarakat Desa Tanjung Jabung Timur
Leave a Comment