Komite Penanganan Covid-19 Prioritaskan Penciptaan Rasa Aman dan Sehat di Masyarakat

satunusantaranews - Jakarta, Dalam webinar Gerakan Pakai Masker bertema Ekonomi Indonesia diambang Resesi, Apa Solusinya? di Jakarta, Senin (3/8/2020), Sekretaris Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Raden Pardede, menjelaskan bahwa Komite Penanganan Covid-19 akan memprioritaskan penciptaan rasa aman dan sehat di masyarakat guna mencegah terjadinya resesi pada kuartal III 2020.

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2020 mencapai 2,97 persen, sedangkan di kuartal II diperkirakan negatif atau mengalami kontraksi. Jadi secara teknikal jika kuartal III dan IV pertumbuhan negatif, maka Indonesia mengalami resesi. Jika itu juga terjadi hingga 2021 maka mengalami depresi.

"Jadi targetnya dari sisi ekonomi tahun ini bagaimana mencegah resesi,” ujar Raden Pardede.

Jadi jangan berpretensi pusat hanya perhatian ke ekonomi saja, tidak. Ini berupaya bagaimana memastikan kesehatan berjalan dan mata pencaharian kehidupan juga berjalan. Tidak bisa lockdown dalam jangka lama, ujar dia.

Langkah maksimum yang, menurut dia, bisa dilakukan dalam situasi sekarang ini yakni melakukan Tes, Lacak, Isolasi (TLI), sehingga akan menjadi fokus dalam beberapa bulan ke depan. Komite Penanganan COVID-19 akan meningkatkan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dan melacak mereka yang terinfeksi SARS-CoV-2.

Upaya tersebut agar membuat angka positive rate COVID-19 harus di bawah lima persen sesuai yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), sekaligus mencegah terjadinya resesi di kuartal III dan IV 2020.

Oleh karena itu, untuk memunculkan rasa aman dan memastikan kesehatan masyarakat menjadi prioritas utama Komite Penanganan COVID-19. Jika dua hal tadi dapat dicapai, menurut dia, kepercayaan pasar akan kembali. Itu yang ada di kepala sebelum kita bisa gerakkan ekonomi. Ini prioritas sekarang ini.

Oleh karena itu, belanja pemerintah sebesar Rp.690 triliun lebih akan dilihat satu per satu dan untuk berbelanja dua hal. Pertama belanja sosial dan kedua program padat karya. Di samping tentunya belanja utama Rp.87,5 triliun untuk kesehatan, mendapatkan rasa aman dan sehat, tukas Raden Pardede.

Baca Juga