Komitmen Terapkan Konsep Ekonomi Berkelanjutan Saat Kemendag Lepas Ekspor Produk Serat dan Kertas
satunusantaranews, Pangkalan Kerinci - Muhammad Lutfi Menteri Perdagangan RI menegaskan bahwa Indonesia menerapkan sebuah konsep ekonomi berkelanjutan. Dalam situasi perdagangan dunia yang saat ini sedang tidak kondusif, Indonesia dapat dan bertanggung jawab bukan hanya kepada barang Indonesia. Tetapi juga kepada hutan yang menjadi pijakan hidup bangsa Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang.
Menteri Perdagangan menyampaikan pesan penting tersebut saat melepas produk serat serat viscose rayon produksi PT Asia Pacific Rayon (APR) ke pasar global dan domestik di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau (1/12).
Selain itu, Mendag juga melepas ekspor kertas produksi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), PaperOne yang telah dijual ke lebih dari 75 negara dengan total ekspor mencapai sekitar lebih dari 755.000 ton. Mendag didampingi Edy Natar Nasution selaku Wakil Gubernur Riau, Zukri Misran selaku Bupati Pelalawan, Anderson Tanoto selaku RGE Managing Director, Eduward Ginting selaku COO APRIL, serta Basrie Kamba selaku Direktur APR.
“Kami ucapkan selamat dan sampaikan apresiasi atas usaha APR yang terus menjual produknya, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di mancanegara. Ke depan, semoga APR akan menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan mampu berkompetisi di masa depan, tidak hanya menjadi pemain regional, namun juga menjadi pemain di pasar global,” ujar Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi.
Muhammad Lutfi memastikan bahwa Pemerintah akan terus menjaga perdagangan yang baik untuk memajukan ekspor ke pasar dunia dan memulihkan ekonomi nasional secara berkelanjutan. Di samping itu, Kementerian Perdagangan akan terus menjaga situasi perdagangan yang baik untuk bisa menjadi penetrasi ke pasar dunia dan bersama-sama menjaga kesinambungan produk Indonesia di dalam negeri.
Edy Natar Nasution selaku Wakil Gubernur Riau turut menambahkan, pelepasan ekspor tersebut adalah tanda dari bangkitnya perekonomian Riau. Pemerintah Riau sangat mendukung penuh dengan apa yang dilakukan dunia usaha untuk terus meningkatkan investasi dan membangkitkan ekonomi daerah sekaligus membangkitkan kesejahteraan masyarakat.
Pelepasan ekspor tersebut menjadi sebuah momentum yang berkesinambungan dengan menghasilkan ekspor yang diharapkan akan terus meningkat. Diharapkan, dengan adanya pabrik rayon di Riau dapat meningkatkan produk domestik bruto Provinsi Riau sebesar 1,49 persen dari sektor nonmigas serta mendorong geliat industri kecil dan menengah di beberapa sektor usaha yang terlibat dalam kegiatan operasional pabrik. Hal ini dapat membawa efek berantai bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan di Riau, ujar Edy Natar Nasution Wakil Gubernur Riau.
Tidak hanya itu, Eduward Ginting selaku COO APRIL juga turut menyampaikan, meskipun dunia saat ini tengah menghadapi banyak tekanan di situasi pandemi Covid-19, produksi dan pemasaran produk serat viscose rayon APR tetap menunjukkan kinerja yang positif. Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, terutama masyarakat, Pemerintah Kabupaten Pelalawan, Pemerintah Provinsi Riau, serta Kementerian Perdagangan RI.
“Kegiatan pelepasan kontainer ekspor viscose rayon ke pasar global dan pasar domestik merupakan pencapaian baru APR dalam upaya memperkuat industri tekstil nasional sekaligus mengurangi ketergantungan impor bahan baku tekstil negara lain,”ujar Eduward Ginting selaku COO APRIL.
APR merupakan produsen viscose rayon pertama yang terintegrasi secara penuh di Asia sejak hutan taman industri yang telah diperbarui. Pabrik dengan kapasitas 240.000 ton yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Riau, menggunakan teknologi produksi terkini dalam menghasilkan rayon yang berkualitas tinggi untuk kebutuhan tekstil serta produk kebersihan pribadi.
APR berkomitmen untuk menjadi produsen viscose rayon terbaik dengan memiliki prinsip yang keberlanjutan, transparansi, dan efisiensi operasional, melayani kepentingan masyarakat dan negara, serta memberikan nilai kepada pelanggan.
Sejak Presiden Joko Widodo meresmikan pada Februari 2020, APR telah menjadi fasilitas manufaktur viscose rayon yang terpadu dengan dissolving pulp yang berasal dari 100 persen serat terbarukan Hutan Tanaman Industri (HTI) Asia Pacific Resources International Holdings Limited (APRIL). APR juga sudah masuk ke pasar tekstil dunia dengan memiliki kriteria rayon viscose yang breathable, ringan, lembut dan 100 persen disertifikasi berbahan baku alami, viscose rayon lebih unggul dari bahan baku tekstil lainnya karena dapat terurai secara alami dan kembali menjadi kompos pada tanah.
Produksi serat viscose rayon APR mencapai 300.000 ton per tahun dan telah diekspor ke 22 negara. Saat ini, APR juga sedang mempersiapkan pembangunan tahap dua dan meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 600.000 ton per tahun pada tahun 2023.
Komentar