satunusantaranews, Bandung – Tim Task Force Jawa Barat mengunjungi beberapa fasilitas kesehatan yang mendukung dalam penanggulangan COVID-19. Selain RSP Dr. H.A Rotinsulu dan RS Santosa Kota Bandung yaitu terdapat Laboratorium Kesehatan (Labkes) Provinsi Jabar sebagai salah satu laboratorium yang ditunjuk dalam pemeriksaan sampel COVID-19, dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jabar yang dipilih menjadi Pusat Isolasi Mandiri COVID-19 di Jawa Barat.
Pada kunjungan ini tim juga menyerahkan masing- masing 100 APD kepada Labkes dan BPSDM. Dan dalam kunjungan tersebut hadir Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dr. Siti Nadia Tarmizi. M.Epid beserta perwakilan dari unit utama Kemenkes RI yang didampingi oleh Kepala Labkes Provinsi Jabar drg. Ema Rahmawati, MKM yang dalam pertemuan ini diwakili oleh Kepala Seksi Pelayanan Labkes Provinsi Jabar Drs. Isak Solihin, MM, Kepala Seksi Mutu dan Pengembangan Labkes Provinsi Jabar Ir. Rini Robiani, MT Kepala UPTD RSUD Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat dr. Raden Vini Adiani Dewi.
Labkes Provinsi Jabar per tanggal 17 Maret 2020 lalu sudah mulai menangani pemeriksaan sampel COVID-19. Pemeriksaan sampel per hari ini mencapai 1500-2000 dengan jumlah SDM baik Tenaga Medis maupun non Tenaga Medis berjumlah sekitar 70 – 80 orang. Hingga saat ini total jumlah sampel yang masuk ke Labkes Provinsi Jawa Barat mencapai 120.000 sampel, ujar Rini Robiani.
Baca Juga: Siapkan sebagai Pusat Rujukan COVID-19, Kemenkes Optimis RS UI Urai Kasus Covid
Isak Solihin juga menambahkan dari sampel yang masuk akan menunggu hasil sekitar 3-4 hari dengan positivity rate 5 – 10%, namun hasil ini tergantung trend kasus.
Sementara itu, BPSDM yang biasanya menjadi pusat pelatihan dialih fungsikan sebagai tempat isolasi mandiri yang memiliki kapasitas sekitar 190 kamar untuk pasien COVID-19. Sebanyak 771 pasien COVID-19 telah dirawat di BPSDM. Dari 190 kamar yang tersedia per tanggal 6 Oktober 2020 lalu telah terisi 86 kamar.
“Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada pasien yang meninggal ataupun dirujuk kembali ke RS dan para petugas kami pun tidak ada yang tertular karena kami juga fasilitasi untuk para nakes yang bertugas untuk melakukan swab 2 minggu sekali,” ujar Raden Vini Adiani.
BPSDM memiliki 2 (dua) tower untuk pasien positif corona dan beberapa bungalow yang digunakan untuk para petugas. Para Pasien yang dinyatakan positif COVID-19 ini dapat memanfaatkan BPSDM untuk isolasi mandiri dan gratis dengan fasilitas 1 kamar 1 pasien, obat-obatan, dicek kesehatan, dapat konsultasi kesehatan jiwa dan dipantau selama 24 jam dan rekayasa lingkungan menggunakan ozon.
Untuk dapat isolasi mandiri di BPSDM tetap melalui rujukan dari RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat dan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan pembatasan penerimaan pasien di jam 07.00, 11.00 dan 17.00 WIB agar tetap dapat terkoordinasi dengan baik dan pasien yang dirawat di BPSDM ini merupakan pasien yang tidak bergejala, bergejala ringan atau dari pemulihan yang berat, jika pasien mengalami perburukan maka petugas akan merujuk kembali ke RS tersebut.
Vini menerangkan bahwa petugas di BPSDM dalam 1 (satu) shift kerja terdapat 5 (lima) perawat dan 2 (dua) dokter serta petugas dari kesehatan lingkungan, selain itu dalam mengantisipasi penularan COVID-19 tentunya kami disiplin pada protokol kesehatan salah satunya seperti melepas dan memakai APD dengan hati-hati, kami juga telah adakan pelatihan untuk pengambilan swab di Labkesda dan pelatihan serta terus membaca informasi terupdate mengenai COVID-19.
Leave a Comment