satunusantaranews, NTT – Lele merupakan jenis ikan yang diminati masyarakat Indonesia. Namun, kapasitas media pembesaran dan pakan ikan lele kerap menjadi permasalahan yang dialami pembudidaya. Guna mengatasinya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyelenggarakan Pelatihan Pembesaran Ikan Lele Sistem Bioflok bagi masyarakat di 4 (empat) Kabupaten, yaitu Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS); dan Kabupaten Malaka.
Pelatihan secara serentak dilaksanakan pada 19-20 April 2021 menggunakan metode blended learning melalui sambungan zoom. Pelatihan diikuti oleh 150 orang peserta dari keempat kabupaten.
Pelatihan bertujuan untuk memasyarakatkan sistem bioflok dalam kegiatan perikanan budidaya yang membantu dalam efisiensi dan produktivitas budidaya lele. Hal ini dikarenakan pada sistem bioflok, flok tersebut kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami lele.
Sementara Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), Sjarief Widjaja menyebut, pelatihan bertujuan untuk memasyarakatkan sistem bioflok yang membantu dalam efisiensi dan produktivitas budidaya lele.
Sistem bioflok lebih efisien dari budidaya lele dengan cara konvensional. Tak hanya itu, budidayanya dapat dilakukan pada tempat tertutup, lebih hemat lahan, air dan pakan, serta produktivitasnya tinggi, ucapnya.
“Selain itu, ikan yang dibudidayakan dengan sistem bioflok dagingnya juga lebih hiegenis dan memiliki rasa lebih enak,” tambah Sjarief.
Untuk itu, materi yang runut dari hulu ke hilir ini diharapkan akan menjadi kompetensi penunjang bagi masyarakat dalam mengembangkan usaha budidayanya.
Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilya Pregiwati mengharapkan bahwa pelatihan dapat menumbuhkembangkan usaha perikanan terintegrasi yang kemudian mendorong roda perekonomian di keempat kabupaten tersebut.
Lilly mengaku, pelatihan daring ini telah disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi perikanan yang terdapat di wilayah kerja BP3 Banyuwangi, salah satunya di wilayah Provinsi NTT yang mempunyai potensi budidaya ikan lele namun masih menggunakan sistem konvensional dalam pembesarannya.
Turut andil menginisiasikan pelatihan ini, Anggota Komisi IV DPR RI, Edward Tannur.
“Dengan sistem ini, masyarakat mendapatkan pengetahuan baru sehingga dengan skill yang dimiliki, dapat meningkatkan taraf hidup dan sumber pendapatanya” pungkas Edward.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kupang, Jackson Maktenes Baook pun memberikan apresiasi tinggi terhadap pelatihan ini. Untungnya, pelatihan memberikan jalan keluar bagi pembudidaya ikan di daerah kami.
Melalui pelatihan, diharapkan minat makan ikan dapat bertambah dan meluas dari yang diawali dari empat kabupaten, kemudian berkembang dan memeratakan minat makan ikan bagi masyarakat Provinsi NTT secara keseluruhan.
Leave a Comment