Lawang Sewu Semarang Sarat Sejarah dan Cerita Mistis

Lawang Sewu Semarang Sarat Sejarah dan Cerita Mistis
Lawang Sewu Semarang Sarat Sejarah dan Cerita Mistis

satunusantaranews, Semarang - Vacation ke Kota Semarang, belum lengkap jika belum mengunjungi Lawang Sewu. Bangunan yang terletak di Bundaran Tugu Muda ini dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Bangunan ini memiliki desain yang unik, yang mencirikan dengan elemen lengkung dan sederhana. Gedung ini didesain menyerupai huruf L serta memiliki jumlah jendela dan pintu yang banyak sebagai sistem sirkulasi udara. Karena jumlah pintunya banyak, sehingga masyarakat menyebutnya Lawang Sewu atau bangunan seribu pintu.

Keindahan bangunan seribu pintu juga terlukis dari salah satu ornamennya yaitu kaca patri karya Johannes Lourens Schouten. Ornamen ini menceritakan tentang kemakmuran dan keindahan. Selain itu, juga merupakan simbol kekuasaan Belanda atas Semarang dan Batavia, simbol kota maritim serta kejayaan kereta api.

Pada mulanya bangunan ini sebagai kantor pusat kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang dirancang dalam gaya Hindia Baru SNReaders. Desain bangunan ini menggambarkan gaya transisi antara tradisional dan modern.

Keberadaan Lawang Sewu tidak lepas dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Di mana pada tahun 1942, yaitu pada saat tentara Jepang mengambil alih bangunan ini, ruang bawah tanah yang terletak di bangunan B diubah menjadi penjara dan beberapa eksekusi terjadi di sana. Konon karena adanya aksi penyiksaan di penjara itu, sampai bisa tercium aroma-aroma aneh mulai bau anyir darah yang membuat bulu kuduk berdiri.

Selain itu, adanya kasus pemerkosaan puluhan noni Belanda di Lawang Sewu oleh tentara Jepang. Kemudian mereka langsung dieksekusi, yang menambah kesan mistis di tempat ini. Kesan mistis di Lawang Sewu melekat ketika bangunan ini mangkrak. Kondisinya saat itu menyeramkan meski berada di tengah kota. Karena keangkerannya ini, Lawang Sewu menjadi bangunan terangker kedua se-Asia.

Terutama pada bagian ruang bawah tanahnya. SNReaders lorong atau ruang bawah tanah Lawang Sewu itu dibuat bersamaan dengan dibangunnya gedung pada tahun 1904-1907. Ruangan ini memiliki tinggi hingga 2,5 meter dan lebar sekitar 2 meter. Arsitek pembangunannya yaitu Profesor Jacob F Klinkhamer dan BJ Quendag yang keduanya berasal dari Amsterdam, Belanda.

Popularitas Lawang Sewu sebagai tempat terangker terdongkrak ketika sebuah stasiun televisi nasional mengadakan acara uji nyali di sana. Saat itu, kamera menangkap ada sesosok misterius selain manusia yang tertangkap di lorong bawah tanah. Setelah peristiwa itu, Lawang Sewu ditetapkan sebagai salah satu destinasi paling angker sedunia versi Google Earth. Waduh siapa yang berani kesana ayo angkat tangan.

Namun setelah direstorasi, kini Lawang Sewu menjadi tempat wisata warga Semarang yang indah dan tidak menyeramkan lagi. Sekeliling Lawang Sewu pun begitu sejuk dan terawat. Lawang Sewu sekarang juga difungsikan sebagai museum, tempat foto pranikah, bahkan pernah dipergunakan sebagai lokasi syuting salah satu film nasional.

SNReaders yuk berkunjung ke tempat ini, dapat menikmati keindahan bangunannya, dan memperoleh pengetahuan tentang sejarah perkeretaapiaan di Semarang. Untuk tiket masuk, pengunjung hanya perlu membayar Rp10.000 untuk dewasa dan Rp5.000 bagi anak-anak. Nah, kalau SNReaders ingin menjelajahi ruang bawah tanah, kalian harus menyewa tour guide dengan membayar biaya tambahan sebesar Rp30.000.

Lawang Sewu Semarang Sarat Sejarah dan Cerita Mistis

Penulis: Icha
Editor: Nawasanga

Baca Juga