satunusantaranews, Depok, – Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, melepas 114 Pekerja Migran Indonesia (PMI) Nurse dan Careworker Batch ke-13 melalui program G to G Jepang untuk penempatan tahun 2020. Pelepasan ke-114 PMI yang merupakan kalipertama di masa Covid-19 ini, dilakukan Menaker Ida Fauziah melalui video conference (virtual).
Menaker Ida Fauziyah mengatakan pelepasan 114 dari 307 orang PMI ini merupakan gelombang pertama. Terdiri dari 23 kandidat Nurse (kangoshi) dan 284 kandidat Careworker (kaigofukushisi). Direncanakan pada gelombang kedua dan ketiga berikutnya, sebanyak 193 PMI akan dilakukan pelepasan pada Selasa (22/12/2020) dan Rabu (23/12/2020) pekan depan.
“Alhamdulillah di masa pandemi Covid-19, hari ini kami melepas 114 PMI. Selasa dan Rabu pekan depan kami juga akan melepas 193 PMI. Seluruh 307 PMI yang berangkat ke Jepang menjalani Medical Check Up dan tes PCR sehari sebelum pemberangkatan,” kata Menaker Ida dalam kegiatan Pre Departure Orientation (PDO).
Kepada CPMI, Menaker Ida berpesan agar para kandidat menjadikan kesempatan bekerja ke Jepang ini bukan hanya untuk memperoleh penghasilan. “Tetapi juga untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan membentuk karakter kerja seperti orang asli Jepang yang disiplin dan produktif,” ujarnya.
Menaker Ida mengatakan, kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang dalam pelaksanaan penempatan dan pelindungan PMI ke Jepang, di bawah kerangka kerja sama Indonesia – Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) telah berjalan selama 13 tahun.
Selama 13 tahun ini, sejumlah 2.783 PMI sebagai Kandidat Nurse dan Kandidat Careworker telah bekerja di Jepang, dan jumlah tersebut akan bertambah sejumlah 307 orang dengan diberangkatkannya Kandidat IJEPA Batch ke-13.
Menaker Ida mengungkapkan, berdasarkan data BP2MI, hingga tahun 2020, sebanyak 716 orang telah berhasil lulus ujian nasional sebagai Registered Nurse.
“Atas nama Pemerintah Indonesia, saya sampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Jepang yang telah memberikan kesempatan bagi PMI untuk memperoleh pengalaman bekerja di Jepang, ” ujar Menaker Ida.
Dirjen Binapenta Kemnaker, Suhartono, mengatakan bahwa seluruh 307 PMI yang akan diberangkatkan dalam tiga gelombang yaitu tanggal 15, 22, dan 23 Desember 2020, telah menyelesaikan pelatihan Bahasa Jepang dan lulus tes kemampuan Bahasa Jepang.
Suhartono menambahkan, proses penempatan PMI Program G to G IJEPA ini telah mengikuti/mematuhi panduan pelaksanaan penempatan di masa adaptasi kebiadaan baru, sesuai dengan Kepmenaker No.294/Tahun 2020.
Menurut Suhartono, seluruh PMI program G to G IJEPA ini, sebelum keberangkatan telah dilakukan PCR test yang pelaksanaannya difasilitasi oleh Pemerintah bekerja sama dengan Bank BNI. “Hal ini untuk memastikan PMI bebas COVID-19 sebelum diberangkatkan Jepang,” kata Suhartono.
Sedangkan Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, memberikan apresiasi bagi CPMI yang telah mengikuti PDO dan berharap pengetahuan yang diperoleh selama orientasi dibawa dan diterapkan di Jepang karena orientasi ini adalah bekal untuk memahami peran dan tanggungjawab dalam pekerjaan.
“Pengetahuan dari orientasi ini sebagai bekal untuk tidak terjerumus ke dalam gaya hidup bebas, tidak sehat, dan penggunaan narkotika. Bekal untuk memanfaatkan kelas online Universitas Terbuka, mengelola penghasilan dengan baik, menjadi duta wisata, dan tentu saja bagaimana untuk melindungi diri sendiri,” ujar Benny.
Dirjen Binapenta Kemnaker, Suhartono, bersama Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indinesia (BP2MI), Benny Rhamdani, dan Direktur Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN), Eva Trisiana, secara simbolis mengibarkan bendera saat melepas 114 PMI yang menggunakan bus wisata menuju Bandara Soekarno-Hatta, Banten. Proses pelepasan berlangsung di di Depok, Jawa Barat.
Leave a Comment