satunusantaranews, Jakarta – Marthino Lio mengaku menuangkan pengalaman pribadinya ke dalam film “Losmen Bu Broto”. Mendapat peran sebagai karakter pria seniman yang bebas dan sudah ditinggalkan oleh ayahnya sejak kecil seperti memerankan dirinya sendiri dengan casing Jarot.
Film “Losmen Bu Broto” pasalnya mengangkat tentang keluarga Bu Broto dan segala konflik keluarga di Indonesia. Namun berbeda dengan karakter Jarot yang hadir di dalam keluarga ini dan menjadi salah satu penyebab konflik utama salah satu peran yaitu Mbak Sri.
“Saya pribadi sebenarnya setelah ditawarkan untuk bermain peran sebagai Jarot, langsung kepikiran Wah ini sih pengalaman pribadi gue tapi casingnya Jarot,“ urainya.
“Bersyukur banget bisa menjadi suara bagi anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang ayah,” tuturnya Marthino Lio.
Di film ini, ada bagian yang memperlihatkan Jarot mencoba bersahabat dengan masa lalunya yang tak indah. Sama halnya dengan pribadi Marthino yang mencoba mengetahui jawaban atas ayahnya yang meninggalkannya. Namun, dengan adanya kesempatan ia memerankan karakter Jarot ini akhirnya ia bisa berdamai dengan dirinya sendiri.
“Setelah scene selesai gua duduk dipojokan, dan gua ngobrol sama salah satu crew dan semua Daddy issue gue kelar,” ucapnya pada media, Jakarta (9/10).
Baca Juga: Mathias Muchus, Maudy Ayunda, dan Putri Marino Menangis di Gala Premiere Film Losmen Bu Broto
Ia mengaku bahwa sebelum syuting ini kelar, dia selalu menyimpan perasaan dan mencoba untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Perasaan marah selalu timbul, perasaan butuh pembuktian juga. Namun, pada akhirnya Marthino sadar bahwa semua ini ia tidak butuh pembuktian dan jalan sesuai dengan kehidupan.
“Ya gue selama ini mencoba untuk berdamai sama diri gua sendiri, selalu ada perasaan marah dan butuh pembuktian. Namun, setelah gue pikir-pikir ngapain mending jalanin aja hidup.” ujarnya. “Tapi gue tetep nge-maintain perasaan itu dengan melihat sekitar gue, yang masih sayang sama gue, temen-temen gue,” tambahnya.
Marthino juga sempat mengalami tekanan selama bermain menjadi karakter Jarot. Namun, ia tetap enjoy menghadapinya. “Ketika manusia berada dalam suatu pressure, disitulah potensinya terbuka, dan gue ngerasain pressure yang sangat tinggi di Losmen Bu Broto ini. Sebab sentralisasi film ini ya ada pada keluarga Bu Broto ini. Dan mereka setting standardnya sudah segini. Ya gimana caranya gue harus ngejar target itu tapi ya pada akhirnya yaudah lah gue lepas aja,” urainya.
Leave a Comment