Pariwisata

Memperkenalkan Wisata Herbal dan Produk Kopi Ceret Ireng di Kota Batu, Malang

satunusantaranews, Kota Batu – Kota Batu, Malang sedang melakukan cara untuk meningkatkan perekonomian Kota Batu. Diantaranya dengan akan dibukanya wisata herbal dan memperkenalkan kopi ceret ireng kota Batu sebagai salah satu produk unggulannya

 

Pengembangan Wisata Herbal

Dewanti Rumpoko, M.Si. selaku Walikota Batu menyambut baik dan antusias atas dipilihnya Kota Batu sebagai pilot project pengabdian kepada masyarakat untuk menambah jenis destinasi wisata yang berbeda dan edukatif.

 

Dr. Arman Hakim Nasution, Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri DRPM ITS 2020-2025 menjelaskan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat (Abdimas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berkaitan dengan pengembangan wisata herbal berbasis teknologi akan dipusatkan di Kota Batu.

 

Wisata Edu Herbal

Pengembangan herbal di Kota Batu ini akan mampu meningkatkan perekonomian Kota Batu sendiri. Maka, diselenggarakan Perjanjian Kerjasama antara Abdimas ITS bersama Kelompok Tani Hutan Panderman Kota Batu di Ruang Rapat Utama Balaikota Among Tani Kota Batu, Selasa (8/9/2020).

 

Program ini memiliki durasi 5 tahun, diawali dengan kedatangan 80 peserta KKN dari ITS serta peletakan batu pertama kegiatan KKN Abdimas ITN. Dewanti berharap, setiap tahun selalu ada program untuk memperkenalkan pengembangan kawasan ini.

 

Kopi Ceret Ireng

 

Di kesempatan lain, Dewanti Rumpoko juga meresmikan panen kopi di kebun kopi Ceret Ireng, Sabtu (29/8/2020). Hadir pula, Wakil Walikota Batu, Kepala Dinas Pariwisata, lurah, komunitas kopi dan masyarakat sekitar.

 

Kebun Kopi ceret ireng merupakan kebun kopi yang berada di area songgoriti. Diberi nama Ceret Ireng karena ceret yang digunakan warga untuk merebus air kopi yang digunakan secara turun temurun hingga warnanya menjadi hitam.

Selamatan Panen Kopi Kebun Kopi Ceret Ireng

Acara selamatan ini diselenggarakan agar panen kopi membawa berkah bagi warga dan petani Kota Batu. Menurut Lurah Songgokerto, Dian Saraswati, area di wilayah Songgokerto yang ditanami kopi sekitar 43 hektar.

 

Belum ada pengelolaan yang bagus dari hasil kebun kopi ini. Petani hanya merawat dan menjual hasilnya langsung ke tengkulak. Jenis kopi pun sama dengan kebun-kebun yang lain, yakni ada robusta dan arabika. Namun, yang membuat rasanya khas, karena kopi ini tumbuh di bawah pohon pinus sebagai tanaman tegakannya.

 

Menurutnya, saat ini para petani kopi ceret ireng membutuhkan pendampingan bagaimana pengelolaan kopi dari hulu ke hilir.

 

Petani butuh bimbingan dari dinas terkait mulai cara pembibitan, perawatan, pemupukan dan pemasaran agar nantinya ketika masa panen tiba, mereka mudah untuk menjual.

 

Sementara itu, Walikota Batu, Dewanti Rumpoko menyampaikan bahwa kopi kota Batu memiliki potensi luar biasa. Untuk itu beliau berpesan agar pengolahan kopi dari hulu ke hilir serta bimbingan untuk petani kopi akan dilaksanakan dan diawasi pemerintah.

 

Beliau berharap dapat memperkenalkan kopi kota Batu yang merupakan salah satu produk unggulan Kota batu.

Leave a Comment
Published by
disa snn