Nasional

Mendorong Pemerintah Mengakui Kerajaan Nusantara Fondasi NKRI

satunusantaranews, NTT – Mendorong pemerintah mengakui eksistensi kerajaan-kerajaan Nusantara sebagai salah satu dasar terbangunnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut disampaikan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat mengunjungi Kerajaan (Nusak) Termanu di Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) (28/8).

 

Kerajaan (Nusak) Termanu di Pulau Rote, pulau paling Selatan Indonesia, disambut langsung Raja Termanu, Vicoas Trisula Pati Amalo, beserta permaisuri, Actry Mevi Amalo, dan kerabat kerajaan lainnya.

 

Sebagai representasi daerah di level nasional, DPD RI berkomitmen untuk mendorong pemerintah pusat bersama pemerintah daerah untuk mengakui dan menghormati kerajaan Nusantara sebagai fondasi negara Republik Indonesia, tegas LaNyalla di Istana Uma Batu Nusak Temanu. Sebagai Ketua DPD RI  dirinya konsisten menjalankan amanat Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

 

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya.

 

Mengingatkan bahwa semua anak bangsa, Negara dan Bangsa ini lahir atas peran serta Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Bahkan bangsa ini sejatinya adalah bangsa yang besar dan kuat. Karena Kerajaan dan Kesultanan Nusantara telah memiliki peradaban yang unggul sejak negara ini belum lahir,” lanjutnya.

 

Kiprah dan wilayah kekuasaan Kerajaan dan Kesultanan Nusantara pun tercatat dengan jelas dalam sejarah dunia. Termasuk, menurut LaNyalla, peninggalan adiluhung kebudayaan hingga karya agung dalam beragam bentuk.

 

Begitu pun sumbangan konkret para Raja dan Sultan Nusantara dalam mendukung Kemerdekaan Republik Indonesia. Termasuk sumbangan material dan dukungan moral dari para Raja dan Sultan kepada Bung Karno dan Bung Hatta dalam masa kemerdekaan dan pembentukan NKRI ini.

 

Dan perlu diingat, Indonesia dilahirkan bukan dari partai politik, yang mana saat ini Parpol justru menjadi sentral penentu kekuasaan dan menjelma menjadi satu-satunya saluran bagi calon pemimpin bangsa untuk dapat dipilih oleh rakyat.

 

 

DPD RI sebagai wakil daerah, terus berkomitmen untuk menyuarakan kepentingan daerah dan stakeholder di daerah, termasuk lembaga adat, yang diwakili oleh Kerajaan dan Kesultanan Nusantara, sebagai salah satu pemegang saham republik ini, agar mendapat tempat yang layak dalam proses penentuan perjalanan pembangunan bangsa dan negara ini, papar LaNyalla.

 

DPD RI mendorong agar terwujud Amandemen Konstitusi Indonesia untuk melakukan perbaikan dan koreksi atas Amandemen sebelumnya di tahun 2002 silam. Sejalan peran penting DPD RI sebagai wakil daerah untuk terlibat aktif dalam penyusunan Pokok-Pokok Haluan Negara. Sekaligus membuka saluran bagi putra putri terbaik bangsa ini untuk mendapatkan hak-nya dalam pemerintahan, yang sejatinya merupakan hak asasi setiap warga negara untuk memilih dan dipilih, imbuh LaNyalla.

 

Atas besarnya perhatian terhadap Kerajaan Nusantara, LaNyalla bahkan menyinggung peran Raja dan Sultan di Tanah Air saat memimpin Sidang Bersama DPR RI-DPD RI pada 16 Agustus lalu. Sidang Bersama DPR RI-DPD RI dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma’ruf Amin.

 

Mengawali rangkaian kunker dengan berziarah ke kompleks kuburan Raja-Raja Termanu (28/8) pagi. Kompleks makam yang menghadap ke laut timor, merupakan tempat peristirahatan terakhir dua Raja Lole, yaitu Raja keempat yang bernama Kila Pelo dan anak keduanya yang menjadi Raja Lole dengan nama Pau Kila.

 

Di kompleks ini, terdapat kuburan Raja dan keluarga, ada juga kuburan pembantu, pengawal Raja, namun adapun pembatas antara kuburan raja dan kuburan pembantu dan pengawal dengan menggunakan batu. Kuburan ini dibuat dengan batu nisan di sebelah barat dan badan kubur di sebelah Timur. Tingginya dibuat berdasarkan status.

 

Ada tujuh kuburan yang masih bisa terlihat jelas, dan ada beberapa yang sudah runtuh akibat serangan alam. Batu-batu pembatas kuburan keluarga Raja dan pembantu serta pengawal tidak tampak terlalu jelas dan hampir rata dengan tanah.

 

LaNyalla berharap makam-makam ini bisa dijaga kelestariannya. Bila perlu dikelola dengan baik. Sehingga ada nilai tambah, dan ini akan bermanfaat buat Rote Ndao dan juga untuk kerajaan.

 

 

Raja Termanu, Vicoas Amalo mengaku sangat bangga dan angkat topi terhadap ketua DPD RI, dengan khidmat ketua DPD RI melakukan ziarah dengan menabur bunga. “Kami ini sekarang seperti sudah seperti punya ayah di Republik ini. Dengan kunjungan ini membuat kami semakin mantap bahwa Kerajaan-Kerajaan di Indonesia akan tetap eksis dan terus mewariskan budaya dari Kerajaan untuk Indonesia.

 

Selanjutnya, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendapat gelar kehormatan Napufunu (Pelindung Besar) serta diangkat sebagai anggota kehormatan Dewan Adat.

 

LaNyalla kemudian menyinggung mengenai kehadiran 43 Raja dari berbagai wilayah Indonesia saat pelantikan Vicoas Trisula Pati Amalo sebagai Raja Termanu pada 2019 silam di Pantai Fopo, Kabupaten Rote Ndao. Dan memberi apresiasi Momentum tersebut sebagai pertanda tingginya nilai Khasanah budaya daerah di Provinsi NTT mulai dari ‘budaya benda’ hingga ‘budaya non-benda’.

 

“Dari paling kasat mata hingga yang tak kasat mata. Kita harus fokus kepada beberapa unsur kebudayaan seperti, adat istiadat, bahasa, manuskrip, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, permainan rakyat, seni, dan tradisi lisan,” tuturnya.

 

Dengan mengelola segala wujud kebudayaan, masyarakat ikut menjaga kelestarian bangsa Indonesia. Kebudayaan Indonesia pun disebutnya tak akan pernah hilang.

 

“Raja dan Sultan Nusantara adalah bagian dari manifestasi dari akar budaya nasional,” ungkapnya.

 

Beberapa Kerajaan yang dikunjungi LaNyalla selain Kerajaan Termanu adalah seperti Kerajaan Sumenep di Jawa Timur, Kerajaan Kabaena Sulawesi Tenggara, Kerajaan Bulungan di Kalimantan Utara, Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan, Kerajaan Mamuju di Sulawesi Barat, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo, Kesultanan Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kesultanan Buton Sultra, kemudian Kesultanan Tidore dan Kerajaan Sumedang Larang di Jawa Barat.

 

“Saya bersyukur sudah diberi kesempatan untuk berkunjung ke beberapa Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Dan akan saya teruskan ke semua Kerajaan dan Kesultanan di Nusantara,” sebut LaNyalla.

 

Dalam kunjungan kerjanya di Pulau Rote, LaNyalla ditemani Senator asal Lampung Bustami Zainuddin, Senator asal Sulawesi Selatan Andi Muh Ihsan, Senator NTT Angelius Wake Kako. Selain itu, hadir juga Raja Kupang Leopoldo Nisnoni. Selain itu, hadir juga Raja Kupang Leopoldo Nisnoni.

 

Leave a Comment
Share
Published by
Kahfi SNN