Hiburan

Mengenal Benteng Amsterdam di Maluku, Sambil Berwisata Yuk!

satunusantaranews, Maluku – SNNers, pernah denger wisata Benteng Amsterdam gak? Eitsss.. jangan salah, ini lokasinya bukan di Amsterdam, Belanda. Inilah benteng bersejarah di Ambon, Maluku. Benteng Amsterdam adalah bagian dari sejarah penguasaan VOC di Ambon, Maluku. Benteng yang dibangun ratusan tahun lalu ini terletak sekitar 42 kilo meter dari kota Ambon.

Tepatnya di wilayah Negeri Hila, kecamatan Leihitu, kabupaten Maluku Tengah, propinsi Maluku.Benteng yang berbentuk segi empat tersebut seperti bangunan rumah biasa oleh karenanya orang-orang Belanda menyebutnya ‘Block Huis’.

Kepulauan Maluku telah dikenal sebagai penghasil pala sejak berabad-abad silam. Kemajuan teknologi pelayaran dan navigasi telah menghantarkan bangsa Eropa berlayar dan berlabuh di Maluku untuk mencari rempah-rempah dan komoditas lainnya.

 

 

Benteng Amsterdam menjadi saksi bisu betapa harumnya rempah Maluku bagi bangsa Eropa. Benteng peninggalan Pemerintahan Belanda yang terletak di Kecamatan Lehitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Benteng yang dahulunya merupakan bekas loji atau tempat penyimpanan rempah seperti pala dan cengkeh, dibangun pertama kali oleh bangsa Portugis pada tahun 1512. Kemudian pada saat berkuasanya pemerintahan Belanda di Maluku, loji dihancurkan dan dibangunlah sebuah benteng yang berbentuk rumah tiga lantai pada tahun 1637.

 

 

Benteng Amsterdam sendiri terletak persis di dekat Pantai Negeri Hila telah dipugar kembali oleh Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Juli tahun 1991 hingga Maret tahun 1994. Sehingga menjadikannya tempat pembelajaran sejarah sekaligus tempat berwisata yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Karena dari lantai dua dan tiga pada bangunan benteng ini, kita dapat memandang birunya Laut Seram yang tentunya dapat memberikan efek ketenangan tersendiri bagi yang memandangnya.

 

 

Bagi yang ingin berkunjung ke sini sangat bisa sekali. Bisa menggunakan jasa sewa minibus dari Bandara Pattimura, atau menggunakan angkutan kota dengan trayek Laha, lalu disambung dengan minibus AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi) trayek Hila.

Mudah bukan untuk menuju ke lokasinya? Yuk berwisata belajar sejarah di negeri sendiri.

Leave a Comment