satunusantaranews, Jakarta – Dorce Gamalama atau akrab disapa Bunda Dorce atau Dorce Gamalama Halimatussadiyah (21 Juli 1963 – 16 Februari 2022), seorang yang memiliki banyak talenta, selain sebagai presenter, penyanyi, pencipta lagu, pelawak dan juga sekaligus aktris di sejumlah film dan sinetronnya. Dorce Gamalama lahir dengan menyandang nama Dedi Yuliardi Ashadi di Solok, Sumatra Barat. Hari ini (16/2) wafat di usia ke 58 tahun disebabkan oleh Covid 19.
Nama panggung “Dorce” mulanya diberikan oleh Myrna pemimpin kelompok tari waria Fantastic Dolls lantaran saat menjalani profesinya Dorce lebih sering memposisikan dirinya sebagai seorang perempuan meski sosok pria masih sangat kental pada dirinya.
Untuk mendukung totalitas kepribadian dan penampilannya di atas panggung, Dorce melakukan operasi ganti kelamin di Surabaya pada tahun 1983. Dan kemudian lebih dikenal dengan nama Dorce Gamalama. Nama Gamalama diambil dari Gunung Gamalama di Pulau Ternate, Kepulauan Maluku. Selanjutnya usai kepulangannya dari ibadah haji, ia juga menambahkan namanya menjadi Dorce Gamalama Halimatussadiyah.
Di dunia hiburan, ia dikenal sebagai seorang pembawa acara televisi, membawakan program gelar wicara, Dorce Show di Trans TV sejak Januari 2005. Ia juga dikenal sebagai penyanyi, yang berhasil mencatatkan rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI) atas peluncuran sembilan album sekaligus hanya dalam waktu lima bulan.
Terlahir sebagai seorang laki-laki dengan nama Dedi Yuliardi Ashadi, dari pasangan Achmad dan Dalifah. Ia anak bungsu dari 6 bersaudara. Kedua orang tuanya meninggal ketika Dorce masih anak-anak hingga ia dirawat oleh neneknya yaitu Siti Darama. Usia dua tahun ia pindah bersama neneknya ke Jakarta. Ketika di usia lima tahun, Dorce dimasukkan ke taman kanak-kanak yang lokasinya tak jauh dari rumah bibinya di Kramat Sentiong. Setahun kemudian ia disekolahkan di SD Salmin.
Saat masih SD, Dorce kerap menyanyi bersama kelompok Bambang Brothers. Saat SMP ia semakin tidak tertarik pada pelajaran sekolah dan lebih memusatkan perhatian pada bidang menyanyi. Selain itu ia juga mulai menyadari kecenderungannya untuk tertarik pada wanita. Hal ini juga ia manfaatkan untuk membuat penampilannya di panggung semakin menarik, yaitu melawak dengan berpura-pura menjadi wanita. Ketika itulah ia mendapatkan nama panggilan dari Myrna pemimpin kelompok tari waria Fantastic Dolls, yaitu Dorce Ashadi.
Dorce Gamalama Halimatussadiyah kemudian memutuskan untuk melakukan operasi ganti kelamin menjadi seorang wanita di Surabaya pada tahun 1983 oleh ahli bedah plastik dari RSUD dr. Soetomo, Prof. Dr. dr. Djohansjah Marzoeki Sp.BP.
Setelah muncul di TVRI stasiun daerah Surabaya, ia mulai muncul juga di TVRI pusat Jakarta dan diundang untuk tampil di berbagai kota di Indonesia. Tahun 1990, ia pindah kembali ke Jakarta karena belakangan tawaran paling banyak justru datang dari Jakarta.
Dorce kemudian mendapat tawaran bermain film. Tanpa disadarinya, ia menandatangani kontrak di dua film sekaligus, sehingga nyaris membuatnya masuk pengadilan. Untungnya di antara kedua produser (Parkit Film dan Bola Dunia Film) bersedia diajak damai, sehingga bisa diselesaikan secara baik-baik. Kedua perusahaan tersebut bekerja sama membuat dua film sekaligus dengan pemeran utamanya Dorce, yaitu Dorce Sok Akrab dan Dorce Ketemu Jodoh.
Dorce juga masuk ke dapur rekaman Billboard dengan meluncurkan single berjudul “Cintaku Kendur di Jalan”, tetapi singelnya tersebut kurang laku di pasaran. Selain mampu menyanyikan berbagai lagu dalam berbagai irama (jazz, cha-cha-chá, rock, pop, dangdut, lagu daerah dan sebagainya), ia juga fasih membawakan lagu dalam berbagai bahasa asing, seperti Inggris, Tionghoa, Belanda, Jerman, Prancis, Arab, India, dan sebagainya.
Dorce sempat beberapa kali berganti nama panggung. Ia pernah menggunakan nama Dorce Ashadi, Dorce Urang Aring, Dorce Manice, Dorce Elkafeer, hingga akhirnya ia mantap menggunakan nama Dorce Gamalama. Ia mendapat inspirasi untuk nama Gamalama dari suatu perjalanan saat menyanyi di Pulau Ternate bersama Benyamin Suaeb, di mana ia melihat Gunung Gamalama. Penggunaan nama tersebut diberlakukan sejak tahun 1984. Tahun 1990, pulang dari menunaikan ibadah haji di Mekah, Dorce menambahkan lagi nama Arab di belakang namanya.
Di layar kaca, Dorce dikenal publik saat ia memandu acara di Trans TV bertajuk Dorce Show sejak Januari 2005. Bahkan, Dorce kerap disebut sebagai Oprah Winfrey-nya Indonesia berkat gaya dalam membawakan gelar wicara tersebut dengan sangat menarik. Acara tersebut kemudian dihentikan penayangannya pada April 2009 dan diganti dengan D’Show. Sebelumnya, ia pernah pula menjadi pembawa acara Kencan di Indosiar bersama Eko Patrio sejak tahun 2002 hingga 2005.
Berbagai prestasi telah diraih oleh Dorce, antara lain adalah keberhasilannya masuk dalam daftar presenter papan atas Indonesia. Dorce bahkan mencatatkan namanya dalam rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) lantaran berhasil meluncurkan sembilan album sekaligus hanya dalam waktu lima bulan sejak November 2005 hingga Maret 2006. Album yang melibatkan 74 artis itu, menempatkan Dorce masuk di posisi 1883 dalam daftar penerima penghargaan MURI.
Dorce telah mengadopsi tiga anak, bernama Rizky, Fatimah, dan Khadijah. Dorce juga membuat museum pribadi, yang ia bangun untuk mempermudah dirinya mengingat masa-masa sulit. Museum tersebut berisikan pakaian-pakaian manggung Dorce yang jumlahnya mencapai puluhan. Dorce juga aktif dalam kegiatan sosial, mengurus Yayasan Dorce Halimatussa’diyah yang menyantuni sekitar 1.600 anak yatim piatu dan anak-anak dari keluarga tidak mampu. Subhanallah.
Leave a Comment