Mengenang Takdir Siregar yang Kritis dan Humoris
satunusantaranews, Jakarta - Bagi setiap insan manusia takdir kehidupan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa semata. Dan manusia hanya mengikuti jalannya kehidupan untuk menuju takdirnya. Itulah yang selama ini dijalani oleh Alm.Takdir Siregar (48 tahun) yang terus berkutat untuk memberikan informasi yang terbaik bagi masyarakat lewat tulisan dan liputannya.
Alm.Takdir Siregar adalah contoh seorang insan pers terbaik yang rutin menjalankan tugas jurnalistik di Polda Metro Jaya, hampir selama 20 tahun lebih ini.
Semasa hidup, ia dikenal sebagai sosok wartawan yang kritis. Namun dibalik sikap tersebut, terselip gaya khasnya yang kerap menebar candaan terhadap setiap orang yang mengenalnya. Kritis namun humoris. Terbukti Sabtu, 4 September 2021 malam, pria yang bekerja pada media cetak Harian Lampu Hijau (Rakyat Merdeka Group) itu masih sempat melontarkan leluconnya di salah satu grup WhatsApp kalangan wartawan peliputan Polda Metro.
“Sory numpuk nih, ga sempat share. Caplok sana caplok sini ajalah. Iya Opah, tp gimana masih bikin berita…,” demikian tulis Takdir menimpali pernyataan wartawan lain, yang diakhirinya dengan emoji tertawa.
Bahkan sebelumnya lagi, Takdir juga membagikan foto Surat Izin Mengemudi (SIM) A dan C yang baru saja ia peroleh dalam grup yang sama.
“Menunggu seharian nih, lulus teori dan praktek,” ujarnya bangga.
Sikapnya yang humble dan humoris pun tak terlupakan bagi rekan sejawatnya seprofesi.
“Beliau sosok yang kocak dan apa adanya, tidak pernah membedakan antara junior dan senior. Begitu pun tidak memandang media, kekritisannya kerap dibungkusnya lewat candaan khasnya.
Selamat Jalan Opung Takdir,” kata Herzan wartawan telusurnews.com.
Begitu pun Danang Fajar juga tak menyangka jika perkataan almarhum soal ‘nasib’ menjadi penuturan terakhir kali yang ia dengar langsung.
“Belakangan sering denger dia ngomong, nasib orang enggak ada yang tau, malam ini bisa dia, dia atau dia atau bahkan kita (nunjuk orang yang ada di balai Wartawan Polda Metro) yang meninggal. Sambil mengeluarkan ketawa-ketawa khasnya,” ucap Danang.
Memori kebersamaan dengan almarhum sejak belasan tahun silam juga terbersit di pikiran Sadono Priyo, wartawan Suarakarya.id. Takdir kala muda sangat bersemangat dalam menyusun karya jurnalistik. Bahkan, sampai bermalam di Mapolda Metro Jaya.
“Saya mengenal Takdir sejak 20 tahun lalu. Dia wartawan di harian Lampu Merah. Saat masih bujangan sering tidur di balai wartawan. Tak jarang dia kerap nemu berita eksklusif, dan membuat geger pemberitaan. Dia juga aktif di ke pengurusan FWP (Forum wartawan Polri) dan menjadi panitia kegiatan,” tutur Dono, demikian ia biasa disapa.
Dono pun mengungkapkan bahwa ada suatu janji yang belum terlaksana dengan almarhum soal pantai. Khusus kenangan dengan almarhum, karena sedang musim Pandemi sebenarnya saya dan dia berencana mandi di pantai Ancol, untuk kesehatan. Tapi, rencana ini belum kesampaian, almarhum tiba-tiba di panggil sang Khalik. Saya cukup terpukul. Dan semoga Takdir beristirahat dalam damai Tuhan, paparnya.
Ucapan belasungkawa pun turut disampaikan oleh dua mantan Ketua Forum Wartawan Polri (FWP) Gardi Gazarin dan Naek Pangaribuan. Ucapan belasungkawa pun turut disampaikan oleh Abus jurnalis satunusantaranews.co.id.
"Selamat jalan pejuang tinta Seniorku, abangku, sahabatku, temanku, hampir tiar hari kita bersama pulang pun bareng, begitu singkat waktu kita bersama," ungkap Abus.
“Selamat jalan kawan. Engkau teman yang baik dan selalu ceria. Sampai ke rumah Bapa dan hidup kekal buat selamanya. Amen,” ujar Gardi lebih lanjut.
Sedangkan Naek Pangaribuan terkenang soal kegigihan almarhum dalam menjalankan profesinya.
“Baru liat WA. Baru pulang Ibadah. Kaget Lae Takdir telah mendahului kita semua. Wartawan gigih, selamat jalan lae Takdir..Turut berduka,” tandas Naek.
Diketahui, Takdi Siregar wafat pada usia yang ke-48 tahun. Ia meninggalkan seorang istri dan seorang putri yang baru saja memulai pendidikan Sekolah Dasar (SD). Takdir Siregar dikabarkan wafat, Minggu (5/9/2021) pagi di RS Anna Medika, Pekayon, Kota Bekasi, dikarenakan sakit.
Selamat jalan senior, kawan, sahabat kami Takdir Siregar. Kebaikan serta guyonanmu selalu kami kenang. Kini, Pojok Semanggi Balai Wartawan Polda Metro Jaya akan sepi. Tiada lagi candamu lagi.
Komentar