satunusantaranews, Aceh – 26 Desember 2004 terjadi peristiwa bencana yang sangat mengguncang Indonesia di Aceh. Saat itu Aceh mengalami gempa 9,3 schala ritcher yang berakibat tsunami.
Pesisir Aceh disapu gelombang tsunami dahsyat pasca gempa dangkal tersebut yang terjadi di dasar Samudera Hindia.
Mengutip dari kompas.com, gempa yang terjadi, bahkan disebut ahli sebagai gempa terbesar ke-5 yang pernah ada dalam sejarah. Didahului gempa yang terjadi pada pukul 07.59 WIB. Tidak lama setelah itu, muncul gelombang tsunami yang diperkirakan memiliki ketinggian 30 meter, dengan kecepatan mencapai 100 meter per detik, atau 360 kilometer per jam.
Gelombang besar nan kuat ini tidak hanya menghanyutkan warga, binatang ternak, menghancurkan pemukiman bahkan satu wilayah, namun juga berhasil menyeret sebuah kapal ke tengah daratan.
Sehari setelah kejadian, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bencana ini sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi. Bantuan internasional pun berdatangan untuk menolong masyarakat.
Kini, 16 tahun telah berlalu, peristiwa yang begitu dahsyat ini masih menyimpan luka mendalam bagi masyarakat Aceh.
Untuk mengenang bencana ini dibuatlah Museum Tsunami di Banda Aceh yang dirancang oleh arsitek asal Bandung, Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang sekarang telah menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.
Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.
Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini pada masa depan, termasuk “bukit pengungsian” bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.
Leave a Comment