Menkes Berikan Dana Insentif Rp 75 Juta perorang Dokter PPDS FK UNAIR

satunusantaranews, Jawa Timur, - Semakin tinggi kasus positif COVID-19 di Indonesia tentu membutuhkan jumlah tenaga kesehatan yang tidak sedikit, yaitu para dokter yang berdedikasi. Menkes melirik dokter Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

Karena keadaan tersebut, kurang lebih 1600 dokter Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) turut diterjunkan guna membantu menangani pasien COVID-19.

Berkat kontribusi yang mereka lakukan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan bantuan berupa dana insentif sebesar Rp 75 juta per orang yang diberikan secara langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Terawan Agus Putranto.

Menkes Berikan Dana Insentif Rp 75 Juta perorang Dokter PPDS FK UNAIR
Menkes Berikan Dana Insentif Rp 75 Juta perorang Dokter PPDS FK UNAIR

Prof. Dr. Soetojo, dr.,SP.U., selaku dekan FK UNAIR mengatakan dana insentif tersebut diberikan setiap enam bulan sekali dan akan dikirimkan langsung ke rekening masing-masing dokter PPDS.

“Dana insentif akan diberikan setiap enam bulan sekali dan pemerintah yang akan mengirim langsung dana tersebut ke rekening masing-masing dokter PPDS,” ucapnya.

Prof. Soetojo mengapresiasi bantuan yang telah diberikan pemerintah. Menurutnya, bantuan itu merupakan wujud kepedulian dan perhatian pemerintah terhadap garda depan yang telah melakukan pelayanan kepada pasien COVID-19.

“Hal ini (pemberian insentif, Red) menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap seluruh dokter PPDS agar mereka tetap bersemangat dalam menangani COVID-19,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Prof. Soetojo mengutarakan bahwa kepedulian pemerintah khususnya Kemenkes dilatar belakangi oleh pengalaman Menkes Terawan yang pernah menjadi dokter PPDS semasa pendidikannya di FK UNAIR.

“Beliau (Menkes Terawan, Red) salah satu alumnus FK UNAIR jurusan radiologi,tentu beliau memahami bagaimana menjadi dokter PPDS,” ungkapnya.

Hingga kini, tercatat 90 dokter PPDS UNAIR terkonfirmasi positif COVID-19 dan dua dokter PPDS meninggal dunia akibat virus tersebut. Prof. Soetojo sendiri mengharapkan agar angka kematian dokter PPDS akibat COVID-19 tidak semakin bertambah.

“Terdapat dua dokter PPDS meninggal dunia akibat COVID-19, mudah-mudahan itu jumlah terakhir,” harapnya.

Terkait kondisi dokter PPDS yang lain, Prof. Soetojo mengatakan bahwa mereka masih terus berjuang dan semangat dalam memberikan pelayanan terhadap pasien COVID-19.

“Mereka (dokter PPDS, Red) tetap semangat dalam menangani pasien COVID-19, karena memang mereka berniat mengabdi pada masyarakat sesuai perannya menjadi dokter,” tutupnya.

Penulis: Bambang P
Editor: Redaksi
Photographer: Kemenkes RI
Sumber: Kemenkes RI

Baca Juga