satunusantaranews, Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengajak pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya pramuwisata untuk terus meningkatkan kapasitas diri. Terutama dalam memahami konsep pariwisata berkelanjutan yang akan menjadi tren pariwisata ke depan (pasca pandemi).
Menparekraf Sandiaga Uno dalam kegiatannya berkantor di Bali, melakukan pertemuan dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali. Ia mengatakan, pandemi yang memukul sektor pariwisata berdampak besar terhadap kegiatan sekitar 7.000 pramuwisata di Bali.
“Kita lihat dampak pandemi ini sangat berat. Hampir tujuh ribu lebih pramuwisata yang ada di Bali terkena dampaknya. Ada yang sudah makan tabungan, makan hasil jual aset, dan bahkan pulang ke kampung halaman untuk menjadi pedagang, petani, dan nelayan. Namun begitu, saya optimistis pramuwisata di Bali akan pulih kembali,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno.
Untuk itu Menparekraf Sandiaga mengajak para pramuwisata untuk optimistis dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas diri dalam beradaptasi dan berinovasi melihat perubahan tren pariwisata ke depan.
Menparekraf menjelaskan perubahan tren saat ini adalah sustainable tourism. Wisatawan yang berkunjung ke suatu destinasi jumlahnya akan lebih sedikit, tapi lebih berkualitas dan story telling terhadap suatu destinasi akan lebih kuat.
Pramuwisata merupakan salah satu komponen penting dalam jasa pariwisata. Sebagai garda terdepan dalam menyambut para wisatawan yang datang ke suatu destinasi wisata, pramuwisata hadir untuk menceritakan atau memberikan informasi mengenai destinasi dari hulu ke hilir.
“Kalau dulu satu pramuwisata melayani kurang lebih 40 orang. Sekarang mungkin rasionya satu banding empat. Saya selalu bilang tren pariwisata ke depan sudah bisa terbaca, akan lebih localize, customize, dan smaller in size. Ini juga merupakan bagian daripada adaptasi dan inovasi menuju ecowisata atau wisata berbasis alam,” kata Menparekraf.
Kemenparekraf/ Baparekraf sebelumnya telah melakukan pelatihan berbasis kompetensi bagi pramuwisata. Di tahun 2021 ini pelatihan tersebut akan ditingkatkan lagi dari sisi story telling, karena saat ini pertumbuhan nature and culture tourism yaitu desa wisata sedang berkembang pesat.
Kemenparekraf juga akan meningkatkan sertifikasi kompetensi untuk 2.100 SDM pariwisata, yang meliputi industri hotel, restoran, pramuwisata, SPA dan MICE. Yang di tahun sebelumnya hanya 1.600 SDM yang tersertifikasi. Dalam membantu pramuwisata, Menparekraf juga akan merencanakan program prakerja. Karena melalui program ini ada insentif tunai serta pelatihan.
“Mudah-mudahan hal ini bisa kita akselerasi segera. Saya dengan jajaran Kemenparekraf lainnya akan bekerja keras, untuk menyelamatkan satu persatu dari tujuh ribu pramuwisata yang ada di Bali. Untuk itu, kita tetap harus optimis serta berkolaborasi,” ujar Menparekraf.
Disamping itu, Menparekraf menjelaskan tren lainnya yang ia sebut dengan pandemic winner, yaitu safe and healthy tourism destination. Destinasi yang menerapkan safety and healthy tourism dapat meningkatkan sektor pariwisata sebesar 4 hingga 5 kali lipat.
Oleh karena itu, pemulihan pariwisata khususnya wisatawan nusantara, sangat bergantung pada komitmen kita terhadap penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE.
“Saya titip pesan kepada teman-teman HPI untuk menerapkan protokol kesehatan ini dengan disiplin dan penuh kesadaran. Agar nantinya wisatawan merasa aman dan nyaman,” ujarnya.
Ketua HPI DPD Bali, I Nyoman Nuarta, menyampaikan rasa terima kasih kepada Kemenparekraf/ Baparekraf atas responsnya terhadap pramuwisata Bali. Arahan dan masukan dari Menparekraf untuk pelaku usaha pramuwisata diharapkan bisa segera menggeliatkan kembali sektor pariwisata di Bali, serta dapat menghasilkan SDM unggul dan berkualitas.
“Kami sangat berterima kasih atas support dari Pak Menteri, karena dukungan dan arahan ini sangat berarti secara psikologis bagi kami,” ujar I Nyoman Nuarta.
Leave a Comment