Minta Pemerintah Dukung Riset dan Produksi Vaksin Merah Putih
satunusantaranews, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto meminta Pemerintah mendukung penuh kegiatan riset dan produksi vaksin Merah Putih yang saat ini masuk tahap persiapan uji pra-klinis. Daripada memberi kesempatan asing membangun pabrik vaksin di Indonesia, sebaiknya Pemerintah fokus membantu terciptanya vaksin buatan anak bangsa.
“PKS secara tegas minta Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan, membuang ide untuk membangun pabrik vaksin dari China. Untuk apa membangun pabrik vaksin China di Indonesia kalau kita mampu membangun pabrik vaksin Merah Putih sendiri,” ungkapnya.
Harusnya, lanjut Mulyanto, kita fokus ke vaksin Merah Putih ini sehingga jadwal produksi massal dan distribusinya sesuai jadwal. Syukur-syukur dapat lebih awal. Sehingga vaksin Merah Putih dapat ikut berkontribusi dalam program vaksinasi nasional yang bersifat mandatori.
"Artinya masyarakat dapat menerima vaksin Merah Putih gratis dibiayai APBN seperti sekarang ini,” tegas Mulyanto dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan PT. Biotis Pharmaceutical (15/09).
Baca Juga: Pertanyakan Beda Perlakuan Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara
Kalau Pemerintah ingin inovasi anak bangsa bangkit, tidak didikte pihak asing, serta pasar vaksin domestik ini diselamatkan dari serbuan vaksin asing, maka pilihannya adalah mendorong vaksin Merah Putih ini agar benar-benar terwujud. Buang jauh-jauh ide vaksin impor selamanya atau bangun pabrik vaksin asing di Indonesia, tegas Mulyanto.
Mulyanto menyebut dalam RDP tersebut terungkap bahwa vaksin Merah Putih, yang merupakan produk kerjasama antara Universitas Airlangga dengan PT. Biotis Pharmaceutical segera merampungkan uji praklinis dan masuk uji klinis tahap 1, 2 dan 3. Ditargetkan bulan Juli 2022 sudah bisa disuntikan.
Dengan harga di bawah USD 5 atau sekitar Rp. 71.000,- per dosis dan kemampuan produksi 240 juta dosis per tahun, vaksin Merah Putih diharapkan mampu memenuhi kebutuhan vaksin domestik. Bahkan produksi bulk dan upstream yang masing-masing sebesar 1 milyar dan 3 milyar dosis per tahun, memungkinkan vaksin Merah Putih untuk ekspor menambah devisa negara, tegas Mulyanto.
Komentar