satunusantaranews, Jakarta – Meminta pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam keberangkatan umrah di tengah pandemi Covid-19 ini. Seperti Kementerian Agama (Kemenag), asosiasi, penyelenggara dan muassasah mesti bergandeng tangan untuk menyukseskan pelaksanaan umrah. Kemenag bersama pihak-pihak terkait harus sering duduk bareng dengan stakeholder pelaksana umroh untuk meningkatkan koordinasi keberangkatan jamaah umrah di tengah pandemi Covid-19 ini, sehingga pelaksanaan umrah kali ini bisa berjalan dengan lancar dan sesuai harapan, ucap Wakil Ketua Komite III DPD RI Muhammad Rakhman (9/1).
Senator Kalimantan Tengah itu juga meminta fungsi kontrol dan pengawasan oleh Kemenag terus ditingkatkan dalam memantau pergerakan keberangkatan ini. Bagitu juga hal teknis yang pelaksanaannya dilakukan oleh penyelenggara betul-betul harus hati-hati dan berjalan sesuai aturan perundang-undangan.
“Kemenag dan penyelenggara umrah harus menyamakan persepsi dan berjalan bersama sehingga meminimalisir masalah karena kita tahu bahwa peraturan umrah saat ini mengalami perubahan di tengah pandemi,” tambahnya. Sekaligus mengingatkan kepada penyelenggara untuk terus mensosialisasikan aturan baru pada masa pandemi ini.
Terlebih mengingat aturan dan tata cara baru yang dilakukan umrah masa pandemi, berbeda dengan umrah dahulu. Sehingga harus di update perkembangan agar tersampaikan dengan jelas dan tidak liar, dan baiknya pernyataan ini keluar satu pintu.
Rakhman bersyukur adanya Tim Mitigasi dari AMPHURI yang saat ini melakukan simulasi dan uji coba umroh di Saudi Arabi, dengan harapan banyak informasi yang didapatkan.
“Dengan berangkatnya Tim Mitigasi Amphuri ini, harapan saya adalah informasi yang didapat selama simulasi bisa disampaikan kepada pemerintah sebagai info awal tentang hal-hal yang terjadi di Saudi Arabia, tentu kita perlu pengalaman mereka dan berterima kasih sudah ada yang melakukan hal itu,” tambah Rakhman.
Kementerian Agama melalui Ditjen Penyelenggaraan Umrah dan Haji mulai memberangkatkan jemaah umrah ke Arab Saudi. Hal tersebut merupakan pemberangkatan perdana setelah hampir dua tahun tertunda akibat situasi pandemi Covid-19. Kloter pertama, Kemenag mencatat 419 jemaah umrah yang telah berangkat. Sedangkan untuk keberangkatan kedua, dikabarkan ada 109 jemaah haji.
Anggota DPD RI asal Kalimantan Tengah Muhammad Rakhman pun menyayangkan mahalnya biaya karantina bagi jamaah umrah yang pulang dari Tanah Suci. Tentunya akan menyulitkan bagi jamaah yang akan menjalankan ibadah umrah. Harapan kita karantina selama tujuh hari tidak terlalu mahal. Apalagi karantina dilaksanakan di asrama haji, tentunya bisa disesuaikan lah harganya dan tentu akan mengurangi biaya umrah.
Rakhman khawatir mahalnya karantina akan menyebabkan tingginya biaya umrah sehingga kurangnya minat masyarakat untuk berangkat ke Tanah Suci. Belum lagi, ketatnya aturan pemberangkatan yang diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi menjadi salah satu pemicu masyarakat tidak umrah.
“Kami meminta pemerintah bisa menyikapi permasalahan ini. Sehingga jamaah tidak dibebankan biaya yang mahal,” harapnya.
Meski dalam suasa pandemi Covid-19, Wakil Ketua Komite III DPD RI ini juga meminta seluruh jamaah umrah untuk berhati-hati dan selalu menerapkan prokes saat menjalankan ibadah umrah.
“Saya juga berpesan kepada jamaah untuk selalu tetap menjalankan prokes selama beribadah di Tanah Suci,” ujarnya.
Leave a Comment