satunusantaranews, Jakarta – Mengingatkan kepada warga Jawa Timur mewaspadai lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Lantaran dalam waktu 3 minggu pertama tahun 2022, jumlah kasus warga terkena DBD mencapai 977 orang dan 17 orang di antaranya meninggal.
“Kasus ini jangan dianggap sepele. Angka tersebut cukup tinggi dan perlu diwaspadai. Apalagi kondisi saat ini banyak kejadian banjir atau genangan air, yang bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk penyebab DBD,” ucap
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti (28/1).
Meskipun pemerintah sedang fokus pada penanganan virus Corona varian Omicron, tetapi ancaman DBD tidak boleh dikesampingkan. Oleh karena itu, selain tetap menjaga protokol kesehatan untuk antisipasi Omicron, masyarakat pun wajib benar-benar menjaga kebersihan agar nyamuk tidak berkembang biak, imbuhnya.
Langkah preventif, menurut LaNyalla, jauh lebih efektif dalam penanganan DBD. Selain itu, lebih dimassifkan edukasi ke masyarakat terkait 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas.
“Peran masyarakat sangat utama dalam mencegah berkembangnya DBD. Kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat penting,” tuturnya.
Perlu juga memaksimalkan pengasapan atau fogging untuk membunuh nyamuk dewasa. Tidak hanya di sekitar lokasi yang sudah terkena kasus DBD, tetapi juga daerah lainnya. Kemudian, lanjut LaNyalla, penggunaan abate juga perlu guna membunuh jentik-jentik nyamuk.
“Tidak kalah penting, masyarakat agar segera melakukan pemeriksaan laboratorium jika mendapati keluarga atau tetangga mengalami kasus demam lebih dari tiga hari. Mengingat perubahan kondisi klinis pasien DBD sangat cepat. Jika didiamkan saja akan fatal,” tukasnya.
Leave a Comment