satunusantaranews, Jakarta – Bertempat di Amos Cozy Hotel 17 November 2020, diadakan Press Conference dengan tema “Musda XV BPD PHRI DKI Jakarta Tahun 2020”, dibuka oleh Khoe Ribka sebagai Ketua Pemilihan Musda XV, Ia menjelaskan bahwa Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) akan mengadakan Musyawarah Daerah (MUSDA) yang dilaksanakan satu kali dalam lima tahun untuk kepengurusan periode 2015-2020.
Pemilihan MUSDA tersebut akan diadakan pada tanggal 3 Desember 2020 secara offline di tempat yang sama Amos Cozy Hotel & Convention Hall, tepatnya di lantai 3. Pelaksanaan akan diawali dengan Seminar terkait Pajak dan MICE.
Baca juga: Khoe Ribka, Pengusaha Berusaha Bertahan di Tengah Pandemi
“Pemilihan ini akan diadakan secara offline sesuai dengan protokol kesehatan.” katanya menegaskan.
Dijelaskan lebih lanjut dalam rilis, BPD PHRI DKI Jakarta akan memperhatikan permberlakuan dan pelaksanaan protokol kesehatan di lingkungan Hotel dan Restoran yang mengacu kepada Protokol Kesehatan dari Kemenkes, Kemenparekraf RI, Pemerintah Daerah (sesuai dengan Keputusan Gubernur/SK Kadisparekraf DKI Maupun Pedoman Pelaksanaan Protokol Kesehatan yang dikeluarkan oleh PHRI Pusat).
Tema Musda XV BPD PHRI DKI Jakarta kali ini adalah Bersama PHRI Meningkatkan Tourism Jakarta, Krishnadi selaku Ketua Pengurus BPD PHRI Provinsi DKI Jakarta, merasa yakin bahwa 2021 akan membaik, tetapi mungkin belum seperti tahun 2019. Lantaran dunia hotel dan restoran menurutnya masih belum mengalami kenaikan penjualan/okupansi hotel. Meski pandemi yang melanda tahun 2020 sudah dirasakan dunia tourism sejak bulan Mei.
“Cukup melelahkan, pada bulan Mei 2020 sampai saat ini THR masih ada yang dicicil atau ditunda. Di bulan Agustus, dibuka pendaftaran hotel untuk OTG. Singkat cerita 6 hotel dari PHRI yang terdaftar, dan sampai saat ini 3 yang terisi OTG.”
Krishnadi sendiri menjelaskan awalnya banyak yang mendaftar sebagai hotel untuk penderita covid OTG, tapi karena terekspos, banyak konflik di kanan kirinya, termasuk yang berdampingan dengan apartemen atau mal, sehingga ditolak, dan akhirnya mundur sebagai hotel. Dan tiga hotel yang sudah resmi sebagai penampung OTG, menurut Krishnadi, memang diawal okupansi meningkat dengan sangat cepat, tapi setelah pandemi mereda, akan sangat kesulitan untuk mengembalikan citranya.
Oleh karena itu menurut Beliau, sangat diharapkan vaksin cepat digulirkan. Jika vaksin sudah mulai digulirkan, frontliner akan merasa aman. Perjalanan bisnis akan berani dijalankan lagi. Karena bisnis kita kan dari perjalanan bisnis tersebut. Orang-orang yang menginap di hotel akan banyak lagi, ujarnya.
Bila ditutup, nomor satu yang paling cepat jatuh adalah tourism. Tapi jika pandemi menyusut, yang akan bangkit kembali adalah tourism juga. Lihat saja pada saat ada libur panjang, contohnya saja hotel yang menempel ke mal mendadak hampir full. Tapi memang dampak libur menguntungkan hotel, tapi resiko virus meningkat, urainya.
MUSDA ini bertujuan untuk memotivasi para anggota agar tetap semangat dalam berusaha, walaupun dalam masa pandemi covid 19 ini industri hotel dan restoran sangat merasakan dampaknya baik terhadap penurunan tingkat hunian maupun harga jual kamarnya.
BPD PHRI DKI Jakarta akan tetap membantu para anggota untuk memperjuangkan kemudahan-kemudahan dalam menjalankan usahanya, baik kemudahan terhadap kebijakan pajak maupun aturan-aturan yang berlaku.
Leave a Comment