satunusantaranews, Jakarta – Dengan jumlah 49,8% dari total penduduk Indonesia, perempuan memiliki peran penting dalam mendukung ekonomi bangsa, terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Untuk itu, demi meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan dan mewujudkan kesetaraan gender dalam masyarakat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bekerjasama dengan Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Republik Korea Selatan melaksanakan program Official Development Assistance (ODA).
“Kami menyadari pentingnya peran perempuan dalam proses pembangunan seperti yang telah dicanangkan pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Namun masih banyak tantangan dan hambatan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut, di antaranya yaitu masih adanya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam mengakses pendidikan maupun pengembangan ekonomi di Indonesia. Melalui kerjasama bilateral ini, kami berharap dapat mengurangi kesenjangan tersebut, dengan meningkatkan kapasitas perempuan dalam pembangunan di Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Barat,” ujar Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Agustina Erni dalam Forum Diseminasi Project ODA ‘Support Women Empowerment in Indonesia’ sebagai hasil kerjasama Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Korea Selatan.
Provinsi Jawa Barat dipilih menjadi proyek percontohan (pilot project) program ODA 2020 melalui Sekoper Cinta sebagai bentuk kerjasama Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Republik Korea Selatan dan NGO Korea Selatan DoRunDoRun. Proyek ini mulai dilaksanakan pada 16 Oktober 2020 hingga 2024 mendatang. Pada program ini, para perempuan diberikan penguatan kapasitas melalui berbagai pelatihan seperti menjahit, pelatihan vokasi berbasis e-commerce, dan penelitian dasar untuk pengembangan keterampilan perempuan.
“Hari ini, kami menyampaikan diseminasi hasil dari program ODA 2020 yang dilaksanakan melalui Sekoper Cinta di Jawa Barat. Diseminansi ini bertujuan untuk mempresentasikan capaian kegiatan proyek, rencana kegiatan kedepannya serta menggali sejarah dan latar ODA Pemerintah Korea di Indonesia kepada mitra pemerintah, mitra proyek dan media. Kami menyadari kondisi saat ini tidaklah mudah bagi masyarakat Indonesia terutama bagi perempuan, namun bukan tidak mungkin untuk terus mendorong dan membangun potensi perempuan melalui berbagai kegiatan dalam proyek ini,” ungkap Erni.
Lebih lanjut, Erni memberikan apresiasi kepada pemerintah Republik Korea Selatan yang telah mendukung Pemerintah Indonesia melalui program kerjasama tersebut dengan memilih Provinsi Jawa Barat sebagai lokasi pilot project.
“Republik Korea Selatan merupakan salah satu mitra penting dan strategis dalam pembangunan bagi pemerintah Indonesia. Kami berharap kerjasama ini dapat terus dikembangkan terutama dalam mengembangkan pemberdayaan perempuan demi meningkatkan kualitas hidup perempuan di Indonesia,” tambah Erni.
Pada acara ini, Ketua Asia Women Bridge DoRunDoRun, Myung-Seon Lee mengungkapkan bahwa Program ODA bertujuan untuk memberdayakan ekonomi perempuan di negara berkembang dengan berbagi praktik baik dan pengalaman kebijakan Korea. Projek ini mulai dikembangkan di Indonesia tepatnya di Jawa Barat demi mewujudkan kesetaraan gender di dalam masyarakat.
“Indonesia dan Korea memiliki budaya dan lingkungan yang berbeda. Dengan adanya pertukaran kebijakan dan kerjasama yang telah terjalin, diharapkan perempuan Indonesia tidak hanya mendapatkan banyak manfaat dari praktik ini, tapi juga bisa turut berkontribusi untuk mewujudkan masyarakat yang lebih setara,” jelas Myung-Seon.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Jawa Barat, Siska Gerfianti menuturkan bahwa Jawa Barat merupakan Provinsi yang memiliki berbagai persoalan seperti perkawinan anak, kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan orang, stunting, perceraian, ditambah lagi dengan pandemi Covid-19 saat ini. Untuk menangani hal tersebut, Pemerintah Jawa Barat melalui Sekoper Cinta berkolaborasi dengan Kemen PPPA, Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Republik Korea Selatan dan DoRunRun melaksanakan program ODA 2020 dengan memberikan pelatihan vokasi kepada para perempuan di Jawa Barat terkait pengembangan usaha melalui E-Commerce dan pelatihan menjahit pada 1-12 Desember 2020.
Pelatihan ini telah menghasilkan 450 produk masker dan 225 pembalut yang dapat digunakan kembali (reusable) dan sudah dipasarkan di beberapa lapak pasar Tokopedia. Dan pada 2021, kami juga akan memberikan pelatihan vokasi berupa menjahit, kelas kecantikan (make up), kelas memasak, kelas E-Commerce, dan pelatihan IT yang diberikan berdasarkan hasil riset kebutuhan di setiap daerah kepada beberapa perempuan alumni Sekoper Cinta, lulusan Sekolah menengah Kejuruan (SMK), dan para mahasiswi yang berhenti dari kuliahnya, terang Siska.
Ketua Sekoper Cinta, Atalia Praratya Kamil menuturkan bahwa proyek ODA melalui Sekoper Cinta sangat tepat dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat, mengingat hampir dari setengah penduduk Jawa Barat adalah perempuan, hal tersebut dapat memperbesar tingkat keberhasilan program ini.
“Perjalanan kami bersama Sekoper Cinta penuh dengan tantangan, namun berkat dukungan luar biasa dari Kemen PPPA, kami mendapatkan penghargaan Top Inovasi Provinsi Jawa Barat, serta dapat meningkatkan kemandirian perempuan secara ekonomi khususnya di Jawa Barat demi mewujudkan kesetaraan gender dalam masyarakat melalui pendidikan non formal,” jelas Atalia.
Atalia menambahkan pada 2021, banyak tugas menanti yang harus diselesaikan. “Saya berharap program ini bisa kita laksanakan secara masif, terarah, dan tepat sasaran di seluruh 27 Kabupaten/ Kota. Pentingnya sinergi oleh banyak pihak, baik Pemerintah Daerah, komunitas, organisasi, akademisi, dunia usaha, media massa dan masyarakat. Mari kita semangat berkolaborasi demi menghadirkan perempuan berdaya, Indonesia maju,” tutup Atalia.
Leave a Comment