Lidah buaya (Aloe vera) merupakan salah satu tanaman tropis yang kaya akan manfaat untuk kesehatan. Berbagai macam produk olahan yang dihasilkan dari lidah buaya antara lain gel, nata de aloe, dan pupuk cair. Kandungan enzim yang baik untuk kesehatan serta mineral yang baik untuk budidaya pertanian, membuat produk olahan lidah buaya diminati pasar mancanegara.
Kali ini, Karantina Pertanian Denpasar melakukan kegiatan pendampingan ekspor pada komoditas olahan lidah buaya yang diproduksi oleh PT. AB. Selama 2021, perusahaan tersebut telah berhasil memproduksi sebanyak 50 ribu liter lidah buaya, dan seluruhnya diekspor ke negara Belanda dengan nilai ekspor 551 juta rupiah.
“Pendampingan ini dilakukan dengan memberikan informasi persyaratan ekspor ke negara tujuan, yang nantinya memperlancar proses ekspor,” ujar Terunanegara, Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar.
Pada bulan Maret 2022, PT. Alove Bali telah melakukan ekspor sebanyak 17,2 ribu liter pupuk cair lidah buaya dan gel dengan nilai ekspor 50 juta rupiah ke Belanda. Hal ini membawa sinyal yang baik bagi peningkatan ekspor olahan lidah buaya.
Bila dibandingkan dengan trimester pertama di tahun 2021, yaitu ekspor pupuk cair sebanyak 10,2 liter ke Belanda dengan nilai 3 juta rupiah. Selain Belanda, nantinya pupuk cair serta gel lidah buaya ini akan diekspor ke Australia dan Korea Selatan.
“Dengan adanya pendampingan ekspor ini, selain meningkatkan volume ekspor, juga dapat memperbanyak negara tujuan ekspor. Sehingga produsen dapat tetap memproduksi olahan lidah buaya berkelanjutan dan tidak tergantung pada satu negara tujuan,” pungkas Terunanegara pada kegiatan tersebut. (**KarantinaPertanianDenpasar
Leave a Comment