satunusantaranews – Jakarta, Sejak 8 Agustus 2020, Perempuan Tangguh Indonesia (PTI). PTI telah menyelenggarakan Program Pelatihan Wirausaha Berbasis Kuliner untuk para Penyandang Tuli, bekerjasama dengan Sekolah Highscope Indonesia Bintaro Care. Dan Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki, menyatakan dukungannya terhadap program pelatihan kewirausahaan yang digagas PTI tersebut (13/9).
“Pemerintah sedang mempersiapkan sebuah kebijakan afirmatif (affirmative action policy) untuk kelompok masyarakat penyandang disabilitas, agar mereka dapat berpartisipasi dan agar terbangun sistem ekonomi inklusif sebagaimana telah diperkenalkan oleh Presiden RI. Sehingga program pelatihan kewirausahaan yang digagas PTI ini selaras dengan program yang dicanangkan oleh pemerintah dalam membangun sistem ekonomi inklusif ini,” jelas Menteri Teten.
Selanjutnya, Teten menuturkan bahwa upaya mencapai keadilan sosial memang harus berbasis pada gerakan sosial yang bertransformasi menjadi kewirausahaan sosial atau social entrepreneur. “Mengapa demikian? Agar dari gerakan sosial ini lahir kekuatan ekonomi yang pada gilirannya akan membuat gerakan sosial lebih sustainable dan berdampak pada kemajuan masyarakat.
Dan salah satu yang harus juga diperhatikan adalah gerakan ini harus mampu memutus rantai kemiskinan pada kelompok masyarakat rentan, dengan upaya serius untuk mencegah terputusnya Pendidikan untuk anak-anak dan remaja. Hanya dengan pendidikanlah maka rantai kemiskinan akan terputus dan generasi masyarakat selanjutnya akan lebih sejahtera dan mandiri.
“Pendidikan tentu saja dapat dilakukan dengan berbagai media, baik Pendidikan formal maupun pelatihan vokasional. Saya menyambut baik upaya PTI untuk menyelenggarakan pelatihan dengan target penyandang disabilitas, karena tanpa dukungan berbagai pihak, mereka tidak akan dapat bertahan dari berbagai kompetisi yang ada dalam masyarakat,” ungkàp Menteri Koperasi & UKM.
Apalagi dengan perkembangan teknologi Informasi dan Komunikasi sekarang ini, mengembangkan kewirausahaan sosial bukanlah hal yang sulit, karena sumber daya dukung termasuk dukungan finansial juga bertransformasi, tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Pelatihan Kewirausahaan untuk Penyandang Tuli PTI, Yenee Krisnandari menjelaskan bahwa pelatihan yang telah diselenggarakan sejak tanggal 8 Agustus ini terdiri dari serangkaian kegiatan latih dari mulai pertemuan tatap muka, penumbuhan motivasi yang disampaikan oleh Pemateri Dimas seorang Tuna Netra yang saat ini aktif membangun Komunitas Kartunet melalui Platfrom onlinenya.
Kemudian dilanjutkan dengan Praktek bersama 2 Chef professional didukung oleh Silafara Carter Catering, Kelas Daring dengan Topik Membuat Kemasan Menarik ala CEO Dus Duk Duk Arief, Dasar-dasar mengatur keuangan bisnis oleh Hydansyah hingga Pemasaran Digital yang disampaikan Oleh Lil Hasnah.
“Hari ini merupakan penutupan acara pelatihan, dan kami telah mulai melakukan pemasaran dari produk teman-teman Penyandang Tuli ini. Respon masyarakat untuk membeli produk mereka sangat membanggakan, terutama upaya dari ibu-ibu yang tergabung dalam PTI untuk ikut mempromosikan produk ini. Kehadiran pak Menteri Koperasi & UKM juga sungguh membuat teman-teman penyandang tuli menjadi sangat optimis bahwa pemerintah memperhatikan dan memberikan dukungan bagi mereka,” jelas Yenee Krisnandari.
Seusai penutupan kegiatan pelatihan, acara dilanjutkan dengan Sesi Demo Dessert Cake yang dipraktekkan langsung oleh Chef Ikra dari Modena, dan prosesi Wisuda sekaligus pemberian sertifikat pelatihan wirausaha dan goodie bag dari Modena.
“Kegiatan ini sangat positif dan kami senang memberikan dukungan, memberikan semua yang terbaik sehingga para peserta semakin bersemangat dan bisa bermimpi lalu bersemangat untuk mewujudkannya,” bangga Lany Kwarso dari Modena Indonesia.
Sedangkan, Ketua Umum PTI, Myra Winarko, menyampaikan bahwa Pelatihan Wirausaha Berbasis Kuliner angkatan pertama ini didukung oleh Modena menjadi bukti bahwa PTI telah mengusung program yang tepat untuk terus memberdayakan teman-teman disabilitas dengan harapan mereka mampu menjadi SDM yang kaya akan keterampilan di bidang kuliner, mampu bersaing, dan mandiri secara finansial.
“Ini akan menjadi model utama gerakan sosial Perempuan Tangguh Indonesia, yaitu gerakan sosial yang bertransformasi menjadi berbagai kewirausahaan sosial, yang berdampak terhadap kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa”, pungkasnya.
Leave a Comment