Hukum dan Peristiwa

PT. Tata Metal Lestari Lakukan Pelepasan Ekspor 1.200 Ton Baja ke Pakistan dan Thailand

satunusantaranews, Cikarang – PT. Tata Metal Lestari sebagai salah satu produsen baja nasional di tengah pandemi saat ini mampu menembus pasar ekspor dengan melakukan pelepasan 1200 Ton Baja ke Pakistan.

Hal tersebut sekaligus membuktikan produktivitas industri baja dalam negeri tetap bergairah, serta menandakan bahwa permintaan atau demand pada sektor tersebut masih tumbuh.

Demikian dikatakan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat (14/9).

Sejak masa pandemi berlangsung, Maret hingga April, PT. Tata Metal Lestari terus melakukan ekspor secara reguler ke beberapa negara tujuan. Pada kesempatan kali ini, PT. Tata Metal Lestari melakukan ekspor ke destinasi baru, yakni Pakistan dan Thailand dengan perkiraan volume sebesar 1.200 ton.

Perusahaan tersebut memproduksi baja lapis Zinc Aluminium, antara lain dengan merek Nexalume dan baja ringan TASO. Sebelumnya, perusahaan tersebut telah mengekspor 100 kontainer baja aluminium dengan tujuan ke sejumlah negara, antara lain Australia, Thailand, dan Amerika Latin pada Agustus lalu.

Meski tetap produktif berproduksi saat pandemi Covid-19 PT. Tata Metal Lestari dan PT. Tatalogam Lestari selalu mengutamakan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, serta keamanan pekerja-pekerja di pabrik.

Menurut Taufiek, pemerintah terus berupaya meningkatkan pertumbuhan industri baja nasional dengan mendorong terciptanya iklim usaha industri yang kondusif dan kompetitif. Sehingga dapat meningkatkan utilisasi serta kemampuan inovatif di sektor tersebut.

Pemerintah pun telah mengeluarkan berbagai regulasi, seperti regulasi impor baja berdasar supply-demand, fasilitasi harga gas bumi bagi sektor industri sebesar 6 Dolar Amerika/MMBtu guna menekan biaya produksi, dan Izin Operasional Mobilitas dan Kegiatan Industri (IOMKI) yang memberikan jaminan bagi industri untuk dapat tetap beroperasi dengan protokol kesehatan ketat sesuai disarankan pemerintah.

Kebijakan-kebijakan tersebut dirumuskan dengan maksud memberikan jaminan dan kesempatan bagi industri nasional, khususnya industri baja, agar dapat bersaing di pasar domestik maupun ekspor, tegasnya.

Dan dalam mendongkrak kinerja industri baja, pemerintah juga terus mengupayakan peningkatan demand di pasar domestik. Salah satunya dengan mendorong bahan baku baja dalam negeri untuk mendukung proyek strategis nasional atau konstruksi nasional yang sedang digalakan pemerintah.

“Demand terbesar produk baja adalah dari konstruksi yang menyerap sekitar 51% dari produksi dalam negeri, sehingga pabrik-pabrik baja dalam negeri bisa dibangkitkan utilitasnya. Dan di Triwulan II tahun 2020 industri logam dasar tumbuh 2,76% dan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi tanah air,” papar Dirjen ILMATE.

“Pertumbuhan industri dapat meningkatkan utilitas, dan diharapkan juga bisa memberikan multiplier effect yang bagus buat daerah-daerah. Di sini pemerintah dan semua stakeholder berperan agar industri bisa memberikan produktivitas yang tinggi,” terangnya.

PT. Tata Metal Lestari dan PT. Tatalogam Lestari bisa menjadi contoh best practice bagi industri yang lain. Ini bagian dari upaya bersama untuk menjaga produktivitas industri dan ekonomi, ujar Taufiek seraya menutup pernyataannya.

Leave a Comment
Share
Published by
disa snn