Raih Predikat WTA dan WBK, Kemendag Wujudkan Pemerintahan yang Baik, Bersih, dan Adaptif
satunusantaranews, Jakarta – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menekankan bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak hanya terus mewujudkan good and clean governance, tetapi juga adaptive governance. Kemendag terus berinovasi untuk mendapatkan yang terbaik dalam mewujudkan hal tersebut dan dibuktikan oleh seluruh Unit Kerja Eselon 1 Kementerian Perdagangan yang meraih predikat Wilayah Tertib Administrasi (WTA) yang diselenggarakan Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan serta 7 Unit Kerja Kementerian Perdagangan yang meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Mendag Lutfi menyampaikan hal tersebut saat memberikan arahan pada acara Penyerahan Penghargaan Wilayah Tertib Administrasi (WTA) dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Tahun 2021 Kementerian Perdagangan di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada Rabu (22/12).
Mendag Lutfi yang didampingi oleh Wakil Menteri Perdagangan dan Inspektur Jenderal Kemendag Didid Noordiatmoko menyerahkan penghargaan WTA kepada Unit Kerja Eselon I. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turut hadir dalam memberikan penghargaan WBK.
Sejak 2021, setiap Unit Kerja di Kemendag terus melakukan terobosan dan inovasi untuk bisa melayani lebih baik, bersih dan transparan. Selanjutnya, membangun proses bisnis yang komprehensif.
“Untuk itu, kita harus melakukan mitigasi risiko dari awal sehingga tidak lagi berperan sebagai ‘pemadam kebakaran’. Selain itu, melaksanakan setiap program dan kegiatan secara efektif dan efisien sehingga setiap anggaran yang dikeluarkan jelas manfaatnya bagi negara, serta mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dengan lebih baik lagi,” terang Mendag Lutfi.
Penganugerahan WTA merupakan bagian dari komitmen dalam melayani lebih bersih dan efisien pada bangsa dan negara.
“Sektor perdagangan merupakan bagian penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan bersihnya Kemendag mestinya terjadi efisiensi ekonomi dan mudah-mudahan akan lebih baik di masa yang akan datang,” tandasnya.
Mendag berharap hasil penilaian WTA dan WBK bukan sekedar beauty contest semata tapi bagian dari upaya mendorong perekonomian nasional.
“Diharapkan ini menjadi standar yang sama dan bagian dari peningkatan kualitas good and clean governance sebagai tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih di seluruh Unit Kerja Kemendag,” ungkapnya.
Mendag menyampaikan bahwa Indonesia terkenal sebagai negara penghasil barang mentah dan setengah jadi pada masa lalu. Barang mentah masih mendominasi dalam 10 peringkat ekspor Indonesia, contohnya batu bara dan kelapa sawit. Namun, dalam dua tahun terakhir, Indonesia telah berevolusi menjadi eksportir barang industri dan industri berteknologi tinggi, contohnya besi dan baja.
“Indonesia menjadi negara kedua penghasil besi baja terbesar di dunia. Ini merupakan bukti sukses komitmen nasional untuk memastikan tidak menjual barang mentah, terutama komoditas pertambangan,” kata Mendag.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata juga menyampaikan selamat atas penghargaan WTA dan WBK yang telah diraih Kemendag. Persoalan administrasi menjadi pintu masuk terjadinya korupsi, karena korupsi dapat terjadi salah satunya terjadi karena proses administrasi yang tidak tertib.
“Diharapkan capaian tersebut terus dipertahankan dan Kemendag menjadi pemandu yang akan mengarahkan Indonesia. Diharapkan juga ketika Indonesia dinyatakan bebas korupsi, iklim investasi menjadi lebih baik dan kegiatan usaha menjadi lebih transparan sehingga perdagangan dapat optimal mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucap Alexander.
Inspektur Jenderal Didid Noordiatmoko menyebutkan berdasarkan dari hasil penilaian 2021, seluruh Unit Eselon I berhasil memperoleh Predikat WTA yang terdiri atas predikat tertinggi Utama sebanyak 4 Unit Eselon I, Madya sebanyak 3 Unit Eselon I, dan Pratama sebanyak 2 Unit Eselon I. Capaian tersebut meningkat dibandingkan pada 2020 dimana saat itu terdapat 2 Unit Eselon I yang tidak mendapat predikat WTA.
“Sebagai upaya perbaikan berkelanjutan dan peningkatan kualitas WTA, ke depan Itjen Kemendag akan meningkatkan standar penilaian dan menekankan fokus pada upaya membangun budaya manajemen risiko pada tiap Unit Eselon I. Selain itu, melalui penilaian WTA, ke depan kami akan mendorong peningkatan transformasi digital,” jelas Didid.
Tujuh Unit Kerja Kemendag lebih dulu mendapat penghargaan predikat WBK dari Kementerian PAN dan RB yang diberikan langsung oleh Tjahjo Kumolo selaku Menteri PAN dan RB serta disaksikan langsung oleh Wapres KH Ma’ruf Amin di Jakarta pada Senin (20/12). Unit kerja tersebut diantaranya Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian, Direktorat Perundingan Multilateral, Balai Standardisasi dan Metrologi Legal (BSML) Regional II, BSML Regional III, Balai Sertifikasi, Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Milan, dan ITPC Osaka.
Sebelumnya, sebanyak tujuh Unit Kerja Kemendag mendapat penghargaan predikat WBK dari Kementerian PAN dan RB. Unit kerja tersebut yaitu Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian, Direktorat Perundingan Multilateral, Balai Standardisasi dan Metrologi Legal (BSML) Regional II, BSML Regional III, Balai Sertifikasi, Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Milan, dan ITPC Osaka. Penghargaan diserahkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo yang turut disaksikan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin di Jakarta pada Senin (20/12).
Komentar