satunusantaranews, Jakarta – Berabad lamanya manusia mewarisi karya tangan-tangan perempuan. Coba saja ke dapur ibu. Kita selalu diajak berziarah menyecap rasa warisan nenek dari aneka rupa masakan dan panganan.
Misal daging sapi. Ada berapa jenis masakan yang dibuat para perempuan dari bahan berprotein tinggi itu. Semur, gulai, rendang padang, rendang Jawa, dendeng batokok, dendeng lambok, dendeng kering, se’i, dan banyak lagi ragamnya.
Bayangkan bagaimana mereka dulu membaui setiap rempah dan memadukannya hingga menemukan sebuah rasa. Tentu tak seinstan masak mie bungkusan. Ada upaya, ketekekunan dan cinta yang dititipkan dalam setiap menu yang disajikan.
Demikian pula pada lembaran kain. Orang Jawa memiliki tenun lurik, orang Baduy juga punya motif garis-garis seperti lurik yang disebut aros. Apa mereka pernah janjian untuk mendesain motif? Mustahil.
Hal lain juga terjadi pada penutup kepala perempuan. Tengkuluk, saong, tudung untuk kegiatan sehari-hari umumnya memiliki cara pakai yang sama antara orang Karo, Toba, Mamasa, Jambi, Palembang, dan beberapa daerah lainnya. Kok bisa ya.
Ini yang disebut paralel budaya.
Tuhan menciptakan banyak warna warni dari tangan perempuan di muka bumi manapun tapi tidak untuk saling menghakimi. Maka itu saya selalu percaya perempuan adalah aktor utama pelestari warisan leluhur itu.
Jangan malu untuk bertanya, jangan minder juga untuk memulai berkain atau berkebaya. Bila perlu bersanggul seperti perempuan Jawa. Tak ada yang salah. Tapi jangan pula merasa paling berbudaya. “Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya.”
Seperti Cinta Laura yang berani berbicara moderasi beragama tanpa mendompleng pada tokoh siapapun. Dia tegak berdiri di podium menyampaikan buah pikirannya dihadapan deretan para pemangku. Begitulah seharusnya generasi.
Jangan takut melakukan perubahan. Kita bicara masa lalu untuk menyelamatkan masa depan. Sebagaimana rendang, jangan dikurangi rempahnya nanti rasanya berganti jadi semur. Biarkan yang sudah lestari kita nikmati. Salam Lestari…
Leave a Comment