satunusantaranews, Madura – Kebijakan Walikota Surabaya, Eri Cahyadi yang dinilai mendiskriminasi masyarakat Madura, Jawa Timur, untuk melakukan Tes Swab Antigen maupun PCR kepada siapapun yang melintasi Jembatan Suramadu menuju Surabaya. Mendapat penolakan ribuan warga yang memadati jembatan Suramadu (21/6).
Kebijakan yang dimulai sejak tanggal 6 Juni 2021, awalnya yang menjadi sasaran adalah kendaraan dengan Nomor Plat M, kini kebijakan itu meluas kepada seluruh pengguna Jembatan Suramadu. Dengan adanya kebijakan ini, masyarakat Madura menilai bahwa kebijakan tersebut merupakan bentuk diskriminasi, yang menimbulkan penurunan mobilitas masyarakat sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat.
Kini ribuan masyarakat Madura, Jawa Timur turun ke jalan serentak di bawah komando Koalisi Masyarakat Madura Bersatu, Gerakan Revolusi Pemuda dan Santri (Gerpas) dan Aliansi Mahasiswa Surabaya. Ribuan massa aksi yang turun ke jalan tengah berkumpul di Jembatan Suramadu sisi Madura sejak pukul 09.00 menuju Kantor Walikota Surabaya.
Baca Juga: Wow Rp 4,5 Triliun Nilai Jembatan Suramadu
“Tuntutan kami adalah, Eri Cahyadi harus mencabut kebijakannya. Kami sudah muak dengan kebijakannya. Ekonomi Masyarakat Madura lumpuh,” terang Korlap Aksi.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Pemkab Bangkalan dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur sepakat menerapkan penyekatan di pos penyekatan Suramadu dari kedua arah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan dan penyebaran Covid-19. Tes swab dititikberatkan di sisi Bangkalan kepada pengendara plat M yang akan menuju Surabaya melalui Jembatan Suramadu.
Leave a Comment