satunusantaranews, Jakarta – SNReaders, sebelumnya kita sudah pernah bahas bahwa me time itu penting bagi diri. Sebab, pasalnya tubuh kita juga perlu diaktifkan dalam mode flight dan bukan hanya selalu dalam mode fight.
Namun SNReaders tahukah kalian jika banyak orang yang salah persepsi dalam mengartikan kata “me time” itu sendiri. Bagi beberapa orang me time ini hanya menghabiskan waktu sendiri dan bermain ponsel hingga berjam-jam. Hal ini dibantah oleh Muara D. Makarim sebagai NLP-Certified Life Coach.
Menurut Muara, me time itu bukan bermain ponsel saja. Sebab jika kita menggunakan ponsel akan banyak informasi yang kita dapat dalam sekejap mata. Hal ini bukannya bikin kita relax malah bikin pusing.
“Jika kita bermain ponsel, dan melihat social media pribadi kita. Maka akan secara tidak sengaja kita melihat beberapa informasi entah itu dari teman kita, atau saudara bahkan mungkin secara tidak langsung akan melihat sesuatu yang tidak seharusnya kita lihat. Akhirnya bukan me time malah overthingking dan stress” Urai Muara.
Baginya hal yang harus dilakukan untuk mencegah itu dalam perilaku sehari-hari ialah. Satu, saat SNReaders bangun pagi jangan langsung buka ponsel, namun ambil lah jurnal dan buat gratitude journal. Setelah itu SNReaders menulis hal apa saja yang akan dilakukan hari ini. Tapi, hanya 3 ya yang menjadi prioritas hari itu. Sebab jika lebih dari 3 maka akan membuat kita jadi tidak focus.
Dilanjut SNReaders tulis apa saja sih kelebihan yang kalian punya, yang mungkin tidak diakui public. Kalian bisa tulis itu sebagai bentuk rasa syukur atas keadaan saat ini. Cara ini adalah salah satu metode yang bisa digunakan untuk menumbuhkan self-love dalam diri sendiri untuk dapat mengurangi tingkat kepenatan atau rasa tertekan yang dihadapi oleh para SNReaders.
Setelah itu Muara menyarankan kalian untuk lebih focus ‘ada pada saat ini’ (be present), tidak memikirkan atau menyesali masa lalu, dan tidak khawatir berlebihan memikirkan apa yang akan terjadi masa mendatang.
“Fokuslah pada apa yang ada dihadapan kalian sekarang. Masa depan yang sering kalian pikirkan hingga menimbulkan stres itu biasanya 1 tahun mendatang atau berbulan-bulan kemudian. Padahal masa depan sesungguhnya ialah satu detik setelah apa yang kalian lakukan tadi.” Urainya “Makanya, fokuslah pada apa yang akan kalian lakukan sekarang. Yang ada di hadapan kalian. Bukan yang akan terjadi setelahnya.” Tambahnya.
Leave a Comment