satunusantaranews, Jakarta – Sendratari ini diambil dari kisah cinta Panji Asmoro Bangun dan Dewi Sekartaji (Galuh Candrakirana). Kisah kasih keduanya diuji dengan hadirnya ‘orang ketiga’ bernama Galuh Ajeng. Berbagai upaya dilakukan untuk menarik perhatian sang Panji. Berharap dapat berpaling kepadanya.
Perlahan namun pasti, niat Galuh Ajeng pun mulai tercium Dewi Sekartaji. Kesedihan pun mulai merasuki jiwa raganya. Begitu berat beban penderitaannya sehingga ia pergi mengembara, meninggalkan istana. Berharap kegalauan hatinya dapat terlupakan.
Maka mengembaralah sang dewi dan berganti nama menjadi Panji Semirang. Mendengar kepergian kekasihnya itu, luluh lantaklah hati Panji Asmoro Bangun yang dikenal pula dengan panggilan Raden Panji Inu Kertapati. Ia bertekad mencari sang Dewi.
Tak mudah memburu kekasih yang ‘patah hati’. Banyak rintangan dan cobaan yang dialami sang Panji. Namun justru melalui rintangan dan cobaan itulah, mereka akhirnya dipertemukan kembali.
Penata tari, Ambarwati S.Sn, mengemas kisah cinta tersebut dalam alur cerita yang simpel, mudah dicerna, sehingga pesan moral terhadap ‘nilai kesetiaan’ pun tersampaikan dengan baik. Yongki Pratama selaku penata musik memberikan andil besar bagi kesuksesan sendratari persembahan Kesenian Daerah (Kesda) Kota Kediri di Anjungan Jawa Timur (06/12).
Leave a Comment