Pariwisata

Seni Budaya Lokal Jadi Bagian Penting Identitas Industri Ekraf

satunusantaranews, Banten – Sandiaga Salahuddin Uno Menparekraf, melakukan kunjungan kerja ke Banten menghadiri Dialog Nasional Seni Budaya dan Ekonomi Kreatif Banten Dalam Perspektif Keadilan Sosial, di Hotel Horison Ultima, Serang, (6/4).

 

Acara ini adalah hasil sinergi antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) dengan KALEA Indonesia yang merupakan Organisasi Alumni East West Centre dan University of Hawaii di Indonesia serta Yayasan Cordova.

 

Menparekraf Sandiaga menuturkan untuk menumbuhkan pariwisata dan ekonomi kreatif tidak bisa lepas dari pengembangan ide-ide dan produk kreatif berdasarkan pada kekuatan intelektual, seni budaya lokal, dan teknologi sesuai perkembangan zaman.

 

Kekayaan seni budaya lokal menjadi bagian identitas yang penting dalam industri kreatif. Karena dapat menjadi ikon yang melibatkan masyarakat dan dapat mempromosikan kekayaan seni budaya itu sendiri, ujar Menparekraf Sandiaga.

 

Dalam konteks kebudayaan ada yang disebut dengan kearifan lokal yang menjadi nilai bermakna, yang dapat dituangkan ke dalam bentuk fisik berupa produk kreatif daerah setempat. Seperti contoh kesenian budaya tradisional khas Banten yaitu Pencak Silat dan Debus.

 

 

Kesenian budaya tersebut merupakan kombinasi dari seni tari, seni suara, seni bela diri, dan seni kebatinan yang merupakan hasil dari akulturasi budaya masyarakat setempat. Seperti yang kita saksikan suatu pagelaran seni budaya dalam bungkus pariwisata yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan, serta pariwisata yang berpihak kepada para penyandang disabilitas. Sekaligus ini sebagai penebar manfaat, semangat, dan juga kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, kata Sandiaga.

 

Ia berharap pengembangan ekonomi kreatif berbasis seni dan kebudayaan lokal dapat meningkatkan citra pariwisata di suatu wilayah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, baik lokal maupun nasional, serta menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya.

 

Di samping itu, dalam penyelenggraan kegiatan atau event, Menparekraf menekankan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin yang harus selalu dilakukan, baik 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, serta 3T (testing, tracing, dan treatment) juga terus digalakkan.

 

Menparekraf di dampingi oleh Deputi Bidang Ekonomi Digital Dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Neil El Himam, serta dihadiri Kepala Dinas Provinsi Banten M. Agus Setiawan, Pembina KALEA Irid Farida Rachman Agoes, Anggota DPRD Provinsi Banten Agus Supriyatna, Lektor Kepala UIN SMH Banten Mufti Ali, dan Anggota Komisi I DPRD Banten Encop Sofia.

Leave a Comment
Published by
Dini SNN