Kesehatan

Sering Merasa Kulit Dipenuhi Serangga, Jangan-jangan Kena Sindrom Ekbom

satunusantaranews, Jakarta – Geli, gatal, jijik, gelisah, mungkin inilah yang dirasakan oleh beberapa orang jika tubuhnya digandrungi oleh serangga.

Namun, bagaimana jika itu hanya ilusi saja dan sebenarnya tidak ada serangga sama sekali di permukaan kulitnya. Kondisi tersebut ternyata bukan bualan semata, melainkan sebuah sindrom yang disebut sindrom ekbom.

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, sindrom ekbom termasuk ke dalam kategori gangguan delusi (parasitosis delusi).

“Individu ini punya keyakinan bahwa dia terinfeksi serangga atau parasit. Karena itulah dia lebih banyak datang ke dokter untuk disembuhkan. Orang itu sebenarnya tidak sadar bahwa yang dia alami itu tidak nyata,” jelas Ikhsan.

 

 

Melansir dari National Geographic, ada seorang pria yang selalu merasa di dalam tubuhnya, khususnya di hidung, menjadi tempat tinggal serangga.

Pria itu menceritakan kepada keluarganya sendiri tentang apa yang ia rasakan terkait serangga-serangga di tubuhnya. Keluarganya sudah mengetahui bahwa hal tersebut sebenarnya tidak ada.

Untuk meyakinkan keluarganya bahwa ia kemasukan serangga, pria itu sampai “menggali” hidungnya dengan pinset hingga terluka! Padahal, setelah ia diperiksa kedokter ternyata memang tidak ada satupun serangga yang bertanggar dalam hidungnya.

SNNers, hingga saat ini, penyebab sindrom ekbom masih belum diketahui secara pasti. Psikolog Ikhsan mengatakan, “Ada beberapa penelitian yang melaporkan, sindrom ekbom berisiko dialami orang-orang yang kerap mengonsumsi narkoba. Narkoba seperti metamfetamin, heroin, dan kokain memang bisa membuat seseorang berhalusinasi.”

“Beberapa penelitian lain juga mengatakan, parasitosis delusi diakibatkan peran dopamin. Ketika kita stres berat, otak akan memproduksi dopamin secara berlebihan. Dopamin yang terlalu banyak di otak justru akan meningkatkan risiko gangguan, seperti skizofrenia dan sindrom ekbom,” tambahnya.

 

 

Meski bisa dibilang hidup penderita sindrom ekbom ini tidak tenang, ia resisten terhadap bukti-bukti medis yang sudah ditunjukkan dokter. Ia pun enggan melakukan evaluasi ke psikiatri.

Nah, mungkin ditelinga kalian masih asing dengan kasus seperti ini. Tapi apakah kasus ini sangat langka di dunia? National Geographic melaporkan, sekitar 27 dari 100 ribu orang di Amerika Serikat ternyata mengalami delusi ini per tahun.

Tidak diketahui ada berapa jumlah penderita sindrom ekbom di seluruh dunia (yang diketahui baru di Amerika Serikat). Jika penderitanya ternyata memang kurang dari 200 ribu orang, maka bisa dikatakan sebagai penyakit langka.

National Institutes of Health, AS, telah mengidentifikasi lebih dari 6.000 penyakit langka. Sayangnya, karena kelangkaan ini upaya terapi atau penyembuhannya masih banyak yang belum diketahui.

Jika kalian menemukan seseorang terdekat kalian, atau kalian tengah mengalami sindrom ini disarankan agar langsung periksa ke dokter dan cepat ditanggapi.

Leave a Comment
Published by
Kahfi SNN