Suka cita 375 pasien, usai menjalani operasi katarak gratis, di rumah sakit Awal Bross Pekanbaru Riau
Satunusantaranews-Pekanbaru, Ke ikhlasan dan ke teguhan untuk menolong sesama menjadi tekad dalam melakukan kegiatan bakti sosial yang menjadi ciri khas Himpunan BersatuTeguh. Tak ayal alat mesin canggih operasi katarak dibawa dari Jakarta, untuk menangani 375 pasien operasi katarak di RS Awal Bross Pekanbaru Riau.
Dengan mesin PHACO mikroskop yang ditempatkan pada kamar bedah, memungkinkan seorang pasien menjalani operasi katarak butuh waktu 15 menit kembali melihat normal. Bahkan dengan alat tanpa sayatan dan pembedahan ini, pasien tidak merasakan sakit dan tidak diperban matanya.
"Kita ingin memberikan terbaik untuk pasien operasi katarak. Apalagi menyangkut mata, yang selama ini menjadi penderitaan pasien. Bahkan ada yang sama sekali kedua matanya tidak bisa melihat," ujar Andreas Sofiandi turun langsung bersama rombongan tim Himpunan Bersatu Teguh di RS Awal Bross Pekanbaru Riau.
Mengajak pihak terkait, yakni : Dirjen dan Kakanwil Pajak, Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami), Pemda dan Dinkes Riau, Kementrian Keuangan, Ikatan Persaudaraan Tionghoa Bengkalis, Kejaksaan Agung, TNI AD dan berbagai pihak lajnnya, operasi katarak dapat diselesaikan dari pagi sampai malam hari.
Sukses acara juga tergambar dari raut wajah Andreas Sopiandi. Terlihat rona bahagia dibalik lelahnya menunggu pasien terakhir menjalani operasi katarak. "Kegiatan sosial ini akan berlanjut ke propinsi lainnya. Kita ingin masyarakat Indonesia bebas katarak," bangga Andreas.
Diakui Andreas, animo masyarakat begitu tinggi dengan program yang diberikan Himpunan Bersatu Teguh. Bahkan sejak pagi sudah terlihat antrian mengular memenuhi ruangan RS Awal Bross Pekanbaru Riau. Kesigapan tim dari Himpunan Bersatu Teguh, terkesan sudah terbiasa menjalani kegiatan seperti ini. Bahkan pasien tidak menunggu waktu lama masuk ke ruangan operasi.
Sebelumnya setiap pasien diberi baju khusus pasien. Dan diatur duduk berbaris sesuai antrian nama terdaftar. Bagi Andreas Sopiandi, engan menyebut nilai anggaran yang disediakan untuk operasi katarak ini, sudah sepatutnya kelebihan rejeki yang di miliki, dapat dirasakan oleh mereka yang membutuhkan.
BANGGA MUSTAFA
Salah satu pasien bernama Mustafa (74), menjadi perhatian tersendiri dari Andreas Sopiandi. Apalagi Mustafa kedua matanya tidak melihat selama dua tahun. Dengan gaya kebapakan dan tutur kata santun, Andreas Sopiandi mengajak bicara ayah empat anak dan kakek 8 cucu itu, sebelum dan sesudah operasi .
"Selama dua tahun, hidup saya dituntun anak dan cucu. Mau ke kamar mandi, makan. Saya berterimakasih kini dapat melihat kembali," ujar Mustafa mengamit tangan Andreas Sopiandi.
Diakui Mustafa, ketidakada biaya membuatnya pasrah pada nasib. Apalagi dirinya maklum ungkapan hiburan dari anak-anaknya, yang juga berjuang keras mencari rejeki. "Beras dapat dari kiriman anak-anak. Semoga dengan melihat kembali, saya bisa meringankan beban anak-anak dan cucu selama ini," papar Mustafa terharu.
Komentar