Tahukah SNReaders Penyakit Hiperbilirubinemia pada Kucing Anda…
satunusantaranews, Jakarta - Siapa SNReaders yang gemar memelihara kucing? Tahu tidak kalian kalau ada penyakit yang bernama hiperbilirubinemia atau penyakit kuning pada kucing. Mungkin dari kalian pecinta kucing tahu tentang penyakit ini, tapi bagi kalian yang masih mau mencoba memelihara kucing dan sedang mengalami keadaan ini kepada kucing peliharaan kalian, mari kita simak bersama yuk.
Hiperbilirubinemia atau keadaan di mana kadar bilirubin dalam darah di atas angka normal, yang ditandai oleh warna kuning pada selaput lendir, daun telinga, dan kulit. Bilirubin sendiri merupakan produk dari penguraian sel darah merah. Penyebabnya bermacam-macam, bisa karena keracunan obat, virus, bakteri, atau gangguan metabolisme.
Ternyata kasus penyakit ini banyak terjadi pada kucing di Indonesia, menurut mahasiswa IPB, Putri dkk pada konversi ilmiah tahun 2018 menyatakan bahwa pada tahun 2017 terdapat 359 kasus hiperbilirubinemia dari 776 kucing yang diambil darahnya untuk dijadikan sampel. Hal ini tentu saja menunjukkan bahwa kasus penyakit ini cukup banyak di Indonesia.
Penyakit kuning pada kucing ini memang tidak ada ras khusus, dan penyakit ini tentu saja dapat terjadi di segala usia kucing. Gejala yang paling umum dari terlalu banyak bilirubin dalam sistem adalah penyakit kuning. Bagian putih mata kucing Anda, gusi dan kulitnya semuanya berwarna kuning. Dia juga lesu, tidak makan, minum, dan kencing lebih banyak, selain itu juga urinnya bisa berubah menjadi sangat oranye. Namun, Sebelum menginisiasi pengobatan dan perawatan, kucing, harus melakukan beberapa pemeriksaan untuk ditentukan diagnosa terlebih dahulu. Karena penyebabnya yang berbeda-beda, maka pengobatan dan perawatan yang akan diberikan pun berbeda-beda.
Oleh karena itu bagaimana sih penanggulangan penyakit hiperbilirubinemia ini, menurut salah satu mahasiswa IPB, Kesehatan hewan, Sheila menyatakan bahwa yang paling utama adalah menjaga kebersihan lingkungan dan kucing itu sendiri.
“kebersihan lingkungan dan kucing itu sendiri untuk menghindari adanya infeksi mikroorganisme pada kucing tersebut, selain itu juga tidak memberikan sembarang obat pada kucing, karena terdapat beberapa zat yang aman bagi manusia tetapi bersifat racun pada kucing, contohnya acetaminophen atau yang kita kenal sebagai parasetamol, memerhatikan pemberian pakan pada kucing, karena kucing yang kegemukan atau obesitas sangat rentan terkena penyakit ini”, urainya.
“Dan bagi pemula yang ingin memelihara kucing bisa dengan menjaga kebersihan lingkungan kalian sendiri, karena lingkungan yang kotor merupakan salah satu faktor penyebab penyakit. Dijaga juga berat badan anabulnya, jangan sampai terlalu kurus atau terlalu gemuk. Sering-sering diajak main atau sekadar interaksi, kucing juga punya perasaan, jadi jangan sampai kucing kalian stress karena kesepian ya!” lanjut mahasiswa IPB itu.
Komentar