satunusantaranews, Bali – Kain Endek Bali, kini telah mendunia. Terbukti perancang busana dunia Christian Dior berhasil merancangnya untuk koleksi terbarunya di tahun 2021 ini. Dan kini lewat kebijakan Gubernur Bali, Wayan Koster bakal mewajibkan penggunaan tenun Endek untuk seluruh ASN di lingkup Pemprov Bali. Pasalnya mulai Selasa (23/02), seluruh ASN yang jumlahnya berkisar 17.000 harus menggunakan kain tenun tradisional Endek, endek asli dan baru.
Dilihat dari sisi ekonomi, bisa dibayangkan tenun Endek asli dari tenunan warga yang siap pakai harganya berkisar Rp 200 ribu per potong. Itu berarti dengan diberlakukannya kebijakan ini, maka Pemerintah menggelontorkan duit berkisar Rp 20 Milyar ke tengah-tengah masyarakat Endek mulai dari pengerajin tenun, pengepul, penjual Endek, tukang jahit dan lain lain.
Untuk memulai kebijakan itu saja, diperkirakan dapat menghabiskan biaya sebanyak itu. Selanjutnya tentu tak hanya itu, dapat dipastikan jika digunakan untuk seragam maka bisa lebih dari apa yang diperhitungkan. Misalnya mereka harus mencari tenun Endek yang lain untuk cadangan atau dipakai gantian. Hal itu berarti ada tambahan biaya yang harus dikeluarkan. Sepertinya tak mengapa, anggap saja sebagai “Mepunia”.
Kebijakan sederhana itu ternyata bermakna besar di tengah situasi COVID-19 seperti ini. Ditengah pemasukan dari wisatawan luar yang hilang, maka Kepala Daerah harus memutar pikiran untuk mendorong sumber pemasukan yang lain untuk menghidupkan sektor perekonomian rakyat. Dapat dikatakan ASN sendiri adalah pihak yang tidak terlalu terdampak akibat adanya pandemi ini, maka uang dari merekalah yang sebaiknya diputar untuk memutar perekonomian pengerajin tenun.
Efek dominonya, petani sayur kembali berpenghasilan, warung sebelah menjadi hidup, bahkan bisnis laundry pun dapat langganan, termasuk dagang canang dan lainnya. Jadi kebijakan Gubernur terlihat sederhana, tapi sangat bermakna.
Kebijakan yang sederhana itu, riil karena langsung berhubungan dengan perut rakyatnya, persoalan ekonomi. Sementara soal yang lain seperti filosopis, historis, politis juga secara otomatis mengikuti. Politis dalam menjaga potensi dan kekayaan intelektual daerah. Bagaimana Endek diperjuangkan untuk mendapatkan Hak paten terkait kekayaan intelektual (HAKI).
Agar tak ada cerita dibelakang mengenai kebudayaan yang diakui negara lain. Karena itu harus segara diproteksi agar tenun Endek benar-benar menjadi asli sebagai bagian dari karya anak Bali. Jadi kebijakan yang sederhana penuh makna ini benar-benar sangat disetujui, Gubernur Bali Wayan Koster ternyata sangat cerdas untuk menghidupkan kembali perekonomian Bali di tengah pandemi.
Terakhir, kepada perajin Endek manfaatkan hal ini dengan sebaik-baiknya. Harga kain atau baju dijual sesuai saja. Jadikan kebijakan ini sebagai apresiasi sesama. Atau apabila berlebih, keuntungan dapat dibagikan untuk masyarakat yang sangat terdampak COVID-19 misalnya, atau dipuniakan untuk mensejahterakan warga yang lain.
Leave a Comment