satunusantaranews, Larantuka – Kita tidak harus menjadi pelaku pariwisata, namun kita semua bisa mendukung pembangunan pariwisata. Kita bisa menjadi pendukung pariwisata, seperti menjadi petani kopi dengan kualitas kopi yang mendunia dan itu sudah dibuktikan beberapa petani lokal kita.
Baca juga: Kemenko Marves dan Pelaku Wisata Bahas Adaptasi Kebiasaan Baru
“Ini harus menjadi mimpi besar yang bisa kita lakukan bersama dan saat pandemi berakhir, pariwisata kita sudah lebih siap dari yang sebelumnya”, pinta Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOP-LBF), Shana Fatina.
Baca juga: Kemenparekraf Persiapkan Industri Pariwisata
Seperti kondisi Labuan Bajo saat ini memerlukan bahan baku untuk mendukung pariwisata sebanyak 85% dan itupun masih diambil dari luar Flores, sementara pekerja di sektor jasa hanya sekitar 30%.
Hal inilah menurutnya, menjadi tantangan bersama bagaimana bisa menghubungkan sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan setempat untuk bisa mengisi rantai pasok pariwisata tersebut, ujar Shana.
Ia pun menekankan bahwa pengembangan pariwisata tidak hanya sekedar melayani wisatawan. Masa pandemi ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan layanan melalui 3A yaitu Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas yang kemudian akan dikembangkan dengan Pemberdayaan Masyarakat dan juga Promosi.
Hal ini penting dilakukan sehingga masyarakat makin mampu beradaptasi dengan kebiasaan normal baru.
Dan setelah masa pandemi Covid-19 berlalu, kata Shana, dapat dipastikan kebutuhan pariwisata ikut berubah total, dari selera, cara berinteraksi hingga menentukan destinasi yang ingin dikunjungi wisatawan ikut berpengaruh.
Hal inilah yang perlu disiapkan Kemenparekraf bersama masyarakat dan pemerintah setempat serta tentunya dibutuhkan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan.
Melalui Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) di Pantai Kawaliwu di teluk Hading, Larantuka, Flores Timur, bertujuan untuk pemulihan sektor pariwisata di Flores Timur Nusa Tenggara Timur yang dilaksanakan oleh Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOP-LBF).
Gerakan padat karya yang merupakan program Kemenparekraf itu, dilakukan sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata di wilayah Flores Timur dengan menerapkan CHSE atau Cleanliness, Health, Safety, Environment secara disiplin.
“Bersama Kemenparekraf sedang kami siapkan untuk melihat kebutuhan pasar pariwisata kedepannya melalui studi khusus. Semalam saya berdiskusi dengan Ibu Apolonia (Kadispar), kita akan lihat klasifikasi segmen pasar untuk Flores Timur, target negara, kelompok, dan lokasi,” terang Shana.
Sedangkan Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, saat membuka kegiatan menerangkan, Pemkab Flores Timur telah menetapkan kebijakan tentang pariwisata berbasis masyarakat, dimana masyarakat merupakan faktor utama penggerak pariwisata.
Melalui Gerakan BISA mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dengan taat pada protokol kesehatan.
Penyiapan fasilitas kebersihan seperti toilet dan tempat sampah juga infrastruktur penunjang keselamatan dan keamanan lainnya. Dengan begitu Flores Timur siap menerima kunjungan wisatawan, kata Wakil Bupati.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Flores Timur, Apolonia Korebima menjelaskan Pantai Kawaliwu adalah pantai yang sering dikunjungi masyarakat Larantuka, terutama untuk menikmati keindahan sunset dan potensi air panas yang mengalir di sekitar pantai tersebut.
Pantai Kawaliwu sendiri terletak di teluk Hading, Desa Kawaliwu, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur. Pantai Kawaliwu memiliki keunikan yang sulit ditemukan di tempat lain.
Pantai Kawaliwu memiliki aliran air panas yang menyeruak dari balik bebatuan di tepi pantai. Aliran air panas yang mengalir dari sela-sela bebatuan ini bersumber dari gunung api Ile Mandiri tepatnya di Desa Padung di Kecamatan Lewolema Flotim.
Namun permasalahan yang dihadapi Pantai Kawaliwu saat ini adalah banyaknya sampah plastik bertebaran di sepanjang pantai yang berasal dari wisatawan maupun dari laut.
“Terima kasih kepada BOP-LBF atas perhatiannya kepada kami di Flores Timur melalui aktivasi gerakan BISA hari ini. Kami sudah membentuk Pokdarwis di pantai ini dan mereka sedang giat membangun berbagai fasilitas yang ada dipantai meski belum maksimal.” Jelas Apolonia.
Lanjutnya, “Masih banyak hal dibutuhkan seperti gazebo, tempat makan dan minum. Sehingga menjadi tugas kita semua untuk melengkapi berbagai kebutuhan dipantai ini.”
Setelah melakukan kegiatan bersih–bersih bersama dan simulasi penerapan protokoler kesehatan, BOP-LBF juga memberikan secara simbolis beberapa peralatan pendukung untuk kelancaran penerapan protokol CHSE pada kebiasaan normal baru di destinasi wisata.
Alat pendukung kesehatan tersebut seperti thermo gun, masker dan face shield, serta alat – alat penunjang kebersihan.
Selain itu, secara simbolis juga diserahkan peralatan pendukung untuk kegiatan pembenahan bangunan bekas pasar di area dekat Pantai Kawaliwu.
Bangunan bekas pasar tersebut kedepannya oleh Pokdarwis setempat akan difungsikan sebagai pusat kuliner dan pertunjukan budaya masyarakat Flores Timur.
Leave a Comment