satunusantaranews, Denpasar – Komoditas unggulan ekspor asal Bali kembali tembus pasar global. Yakni cokelat bali yang merupakan makanan ataupun minuman yang berasal dari olahan biji kakao. Sebanyak tiga ton cokelat dengan nilai ekonomi sebesar Rp 1 miliar diekspor ke Qatar.
“Satu hal yang sangat membanggakan adalah ada negara tujuan baru di masa pandemi. Ini luar biasa, tiga ton cokelat konsumsi diekspor ke Qatar dengan nilai satu miliar rupiah,” ujar Terunanegara Kepala Karantina Pertanian Denpasar saat pendampingan ekspor cokelat di Desa Cau, Denpasar (1/5) lalu.
Terbukanya pasar ekspor baru, Terunanegara menambahkan, menjadikan atmosfir segar untuk pertanian dan kesejahteraan petani di tengah kelesuan ekonomi di masa pandemi.
“Cokelat tidak ada matinya, kita harus kreatif mengembangkan ide-ide sehingga terus ada varian cokelat yang digemari dan dicintai masyarakat,” terangnya. Dan kandungan antioksidan yang terkandung dalam cokelat dipercaya mampu menangkal radikal bebas yang baik untuk kesehatan.
Ini membuat cokelat sangat disukai oleh semua kalangan masyarakat. Peluang ini dimanfaatkan salah seorang eksportir cokelat asal Desa Cau, Tabanan-Bali, Wayan Alit untuk mengolah biji kakao hasil petani Bali menjadi cokelat yang mempunyai nilai tinggi di pasaran, baik dalam maupun mancanegara.
Wayan Alit telah memproduksi 20 varian cokelat, negara langganannya yaitu Singapura dan Malaysia. Kuncinya adalah biji kakaonya berasal dari kakao organik dengan kebun yang sudah tersertifikasi. Ini jelas untuk ketertelusurannya. Demi menjaga kualitas, kami dampingi dari penanaman hingga pascapanen, tutur pendiri Cau Coklat.
Leave a Comment