satunusantaranews, Jakarta – Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenali gejala stroke dan pentingnya waktu berharga untuk segera menangani pasien stroke ke fasyankes menjadi tema global dalam peringatan Hari Stroke Sedunia tahun 2021.
Penyakit stroke merupakan Non Communicable Disease yang menjadi bagian dari kardiovaskular, berdasarkan data SRS Indonesia tahun 2014 Stroke penyebab kematian utama sekitar 21,1 %. Di Indonesia terdapat sekitar 550.000 pasien baru stroke setiap tahunnya. Angka ini terbilang sangat tinggi dan menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian di Indonesia, setelah kardiovascular dan kanker.
Ini diungkapkan oleh Bambang Kuncoro, Ketua Umum Ikatan Okupasi Terapis Indonesia di Gedung Vokasi, Universitas Indonesia, Program Studi Vokasi UI, Depok.
“Stroke ialah penyakit kardiovaskuler yang terjadi akibat gagalnya suplai oksigen ke sel-sel otak, yang beresiko terhadap kerusakan iskemik dan dapat menyebabkan kematian. Diperkirakan terjadi 550.000 kasus baru setiap tahun, dimana penyakit ini juga berdampak terhadap ekonomi secara langsung (kesehatan) maupun tidak langsung,” ujarnya.
Bagaimana cara mengenali gejala Stroke?
Yang paling pertama adalah hilang rasa atau lemah pada satu sisi tubuh. Perlu diwaspadai apabila orang yang dicurigai mengidap stroke akan mengalami kesulitan untuk menggerakkan lengan atau mengendalikan jari tangan atau pun kaki. Misalnya, ketika mengangkat kedua tangan, tangan yang satu akan menjadi lebih tinggi dibandingkan tangan yang lain.
Yang kedua ialah kebingungan dan kesulitan berbicara. Seseorang yang mengalami stroke secara tiba-tiba akan mengalami masalah ketika berbicara. Bahkan, beberapa di antaranya juga mengalami penurunan pemahaman.
Gangguan penglihatan yang datang secara tiba-tiba merupakan gejala stroke yang umum. Mereka mungkin tidak akan mampu melihat jelas dengan satu mata, atau mungkin mengalami kesulitan untuk melihat ke kanan atau kiri.
Tanda-tanda selanjutnya adalah tidak memiliki keseimbangan. Terlihat seperti orang mabuk ketika berjalan, tersandung, atau bahkan jatuh adalah gejala stroke. Tanda-tanda serupa lainnya seperti berjalan dengan kaki terbuka lebar atau secara tiba-tiba kehilangan kemampuan motorik halus, seperti tidak mampu untuk menulis juga patut diwaspadai.
Sakit kepala tidak selalu identik dengan gejala stroke. Tetapi, jika sakit kepala menyerang tiba-tiba atau sangat intens, hal tersebut patut untuk diwaspadai. Jika leher kaku, nyeri pada wajah, atau muntah yang disertai sakit kepala bukan tidak mungkin akan menyebabkan terjadinya pendarahan intrakranial, juga dikenal sebagai stroke merah (red stroke).
Apabila mengalami gejala seperti diatas, jangan kamu anggap remeh. Jangan tunggu sampai parah, segeralah berobat ke RS untuk mendapatkan penanganan secepat mungkin karena ada periode emas penanganan Stroke.
Periode emas penanganan yakni waktu sangat berharga untuk penanganan Stroke. Periodenya kurang dari 4,5 jam sejak pertama kali muncul gejala sampai dilakukan penanganan dari RS.
Apabila terlambat penanganannya atau lebih dari 4,5 jam, maka Stroke akan menjadi parah bahkan berisiko kematian atau kecacatan permanen.
Stroke bisa dicegah. Agar terhindar dari Stroke, @KemenkesRI mengajak kamu untuk lakukan GERMAS dan CERDIK. Selain itu, kurangi konsumsi gula dan garam ya.
Leave a Comment