satunusantaranews, Bekasi – Tugu Keramat NKRI di Pahlawan Setia, Tarumajaya, Bekasi Utara, dicetuskan dan dibangun oleh Syech Syechyini Al-Baynawi Matkobar, dengan tujuan mempersatukan anak bangsa seluruh Nusantara, dari Sabang sampai Merauke. Dan membangun Tugu Keramat NKRI dengan misi agar persatuan bangsa kembali utuh. Karena faktanya anak bangsa ini terpecah, gampang berselisih. Curahan hati saya akan kondisi bangsa ini saya simbolkan dalam tugu.
“Dengan adanya ini (tugu) semoga bisa menyatukan kembali segala perbedaan dan melebur dalam bingkai NKRI. Kita harus perkuat lagi persatuan sesuai makna Bhinneka Tunggal Ika, ” katanya.
Selain membangun Tugu Keramat NKRI, Syech Syechyini juga membangun masjid di dekat Tugu. Masjid tersebut diberi nama Masjid Agung Betawi Al-Karomah.
Dan Ketua DPD RI AA, LaNyalla Mahmud Mattalitti, berkesempatan mengunjunginya (29/1) sekaligus menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila mulai hilang. LaNyalla pun mengapresiasi pembangunan Tugu Keramat NKRI. Karena dibangun dengan semangat kecintaan pada negeri dan dibuat untuk menyatukan keanekaragaman Nusantara.
“Saya apresiasi pembangunan tugu ini. Dengan modal sendiri bisa berdiri dengan bagus. Ini bukti bahwa banyak anak bangsa yang cinta pada negara ini,” tutur LaNyalla. Dalam bangunan tugu yang terdiri dari beberapa bagian itu tertempel prasasti-prasasti yang isinya berupa kata-kata pemersatu bangsa, nama-nama pahlawan, Walisongo, kritik-kritik dan nilai-nilai Pancasila.
Dalam kesempatan itu LaNyalla menyinggung bahwa nilai-nilai Pancasila saat ini sudah mulai hilang dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila saat ini sudah mulai ditinggalkan. Tidak diterapkan lagi dalam kehidupan. Contohnya beda pendapat sudah tidak pakai musyawarah lagi dalam menyelesaikan, tetapi dengan cara kekerasan, katanya.
Kemudian dalam sistem Demokrasi, Indonesia sudah menjadi liberal. Tidak lagi berpedoman pada demokrasi Pancasila. Buktinya apa? Sekarang ini elemen bangsa sebagai pemilik kedaulatan utama tidak terwakili di dalam sebuah lembaga tertinggi negara. Hanya partai politik yang diakomodasi. Utusan daerah, utusan golongan sudah terpinggirkan, ucap Senator Jawa Timur itu.
Oleh karena itu mengajak semua untuk kembali menerapkan Pancasila dalam konteks ketatanegaraan, kemasyarakatan dan kebangsaan.
Leave a Comment