Kesehatan

Turki Pesan 5,2 Juta Dosis, Prof Nidom: Saya Salut Dengan dr Terawan

satunusantaranews, Jakarta – Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan (Menkes), dr Terawan Agus Putranto menuai pujian ahli dan Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga (Unair), Prof. drh. Chairul Anwar Nidom. Pujian tersebut diungkapkannya pada pada kanal YouTube Siti Fadilah Supari bertema Siti Fadilah & Nidom: Vaksin Nusantara, Harapan yang Tertunda.

 

Dalam perbincangan tersebut, Prof Nidom demikian dia biasa disapa mengatakan,Turki sudah memesan Vaksin Nusantara. “Saya dengar, katanya Turki sudah memesan sebanyak 5,2 juta dosis,” cetusnya. Prof.Nidom memuji gagasan Letjen TNI (Purn) Terawan Agus Putranto yang telah membuat Vaksin Nusantara tersebut.

 

“Saya terus terang salut dengan dr Terawan mencetuskan ide itu,bisa membelokkan dendritik sel yang untuk kanker digunakan untuk infeksi. Itu hebat benar,”ungkap Nidom.

 

Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Unair itu berharap Vaksin Nusantara sebagai solusi tepat,untuk Pandemi Corona Virus Desease 2019 atau COVID-19. Bahkan Vaksin Nusantara berguna juga untuk penyakit-penyakit lainnya. Tak hanya itu, pihaknya juga telah melakukan riset terhadap titer antibodi tenaga kesehatan yang sudah divaksin menggunakan vaksin konvensional.

 

“Ada tiga kelompok. Pertama, kelompok yang punya antibodi dan punya daya protektif atau imunitas. Ini bisa membunuh virus,” katanya.

 

Hasil studi dilakukan terhadap lebih 75 orang heterogen. Dijelaskannya, ditemukan kelompok kedua yaitu punya antibodi,tapi tidak punya daya protektif dan ini bisa sakit lagi.

 

“Kelompok ketiga lebih cilaka,tidak punya antibodi dan daya protektif meskipun divaksin,” ungkapnya.

 

Prof. Nidom berharap pemerintah segera melakukan pendampingan terhadap orang-orang yang sudah divaksin.

 

“Jangan sampai dia (divaksin) sudah percaya diri, ternyata dari faktor (kelompok) kedua dan ketiga. Ini presentasinya terbesar,” ucapnya. Menurut Nidom vaksin akan sia-sia, bila tidak dikaji terkait titer antibodinya.

 

“Karena ini tidak ada artinya kalau vaksin itu,sudah disuntik tapi tidak dikaji titer antibodi dan protektifitasnya,” ujarnya.

 

Leave a Comment
Share
Published by
Kahfi SNN