Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Lewat RS Pendamping

Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Lewat RS Pendamping
Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Lewat RS Pendamping

satunusantaranews, Jakarta - Salah satu strategi intervensi dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi melalui peningkatan kualitas pelayanan melalui program pendampingan RS Kab/Kota oleh RS Pendamping. Kegiatan pendampingan RS ini bertujuan untuk memperkuat tata kelola klinis dan tata kelola manajemen di RS dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

Pendampingan dilakukan oleh 13 RS Vertikal dan 3 RSUD dengan menugaskan secara tim yang terdiri dari dokter spesialis obgyn, dokter spesialis anak, bidan perawat, tenaga elektromedis dan manajemen rumah sakit.

Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan sejak tahun 2020 dan pada tahun kedua ini akan dilakukan evaluasi pendampingan sekaligus upaya mendiseminasikan kepada berbagai pihak dalam menurunkan kematian ibu dan bayi.

“Untuk mencapai target penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tidak hanya melalui penguatan di RS, intervensi dilakukan mulai dari pencegahan primer, baik di tingkat keluarga, masyarakat dan kualitas pelayanan baik di FKTP Pemerintah, swasta, penguatan di RSUD, RS TNI-Polri , RS Perusahaan maupun RS Swasta” terang Erna Mulati Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes RI dalam seminar Hari Ibu Nasional.

Sesuai dengan SE Sekjen Kemenkes RI No. 548 tahun 2020 tentang Peningkatan Peran RS dalam Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, bahwa kewajiban RS di tingkat atas memberikan pendampingan klinis dan manajemen dan jejaring rujukan kepada RS dengan kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya, pendampingan ini sifatnya sementara sesuai kebutuhan yang disepakati oleh para pihak.

Lokus percepatan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dilakukan secara bertahap di tahun 2020 sekitar 120 Kab/Kota; tahun 2021 ditambahkan 80 Kab/Kota; tahun 2022 ditambah 120; tahun 2023 ditambah 150 kab/Kota, dan diharapkan 2024 514 Kab/Kota sudah dilakukan pendampingan, tidak hanya penguatan di RS tetapi juga penguatan program, baik level tingkat keluarga maupun FKTP.

Pendampingan RS Kab/Kota ini juga melibatkan organisasi profesi yaitu POGI, IDAI, IBI, IPANI dan IKATEMI dan RS pendamping utama dapat berjejaring dengan RS Provinsi/RS Regional. Selain itu, mitra pembangunan kesehatan USAID melalui program Momentum dengan melakukan intervensi di semua Kab/Kota NTT dan nantinya dilakukan di 2 Kab/Kota Sumatera Utara, Banten, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.

“Maka Ketika melakukan kunjungan RSUD yang akan didampingi akan melihat secara komprehensif dan dilakukan intervensi sesuai dengan situasi kondisi yang ada di RSUD tersebut dengan 3 fokus perbaikan yaitu pelayanan, pelaporan dan manajemen ” ujar Erna Mulati, Direktur Kesehatan Keluarga.

Berikut Data RS Pendamping Utama; RSUP H. Adam Malik; RSUP dr. M Djamil; RSUP dr. M. Hoesin; RSAB Harapan Kita; RSUP Fatmawati; RSUPN dr. Ciptomangukusumo; RSUP Fatmawati; RSUP dr. Hasan Sadikin; RSUP dr. Kariadi; RSUP dr. Sardjito; RSUP Sanglah; RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo; RSUP dr. DR Kandouw; RSUD dr. Moewardi; RSUD dr. Soetomo; dan RSUD Syaiful Anwar.

Menutup paparannya, Erna mengucapkan terima kasih kepada RS pendamping utama dan RS pendamping jejaring yang sudah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan dedikasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan maternal dan neonatal.

Penulis: Icha
Editor: Nawasanga

Baca Juga